Mahasiswa Amerika Belajar Budaya Indonesia di Solo

Reporter

Senin, 27 Mei 2013 03:53 WIB

Para pekerja merampungkan berbagai motif stempel tembaga untuk batik di dalam bengkel kerja mereka yang sederhana di Kampung Jongke, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Surakarta--Sebanyak 13 mahasiswa dari University of Michigan, Amerika Serikat itu tampak asyik memperhatikan proses pemungutan suara di tempat pemungutan suara 85, di kampung Nayu, RT 1 RW 30, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Sesekali mereka mencatat atau memotret aktivitas pemungutan suara. Mereka adalah mahasiswa yang tengah mengikuti program Global Intercultural Experience Undergraduates, yaitu belajar tentang budaya di Indonesia selama musim panas. Termasuk belajar tentang budaya demokrasi.

"Kebetulan rombongan sedang di Solo dan bersamaan dengan pemungutan suara untuk pemilihan gubernur Jawa Tengah. Sehingga kami mengajak mahasiswa untuk menyaksikannya," ujar dosen di University of Michigan, Agustini, yang menjadi ketua rombongan, Minggu, 26 Mei 2013.

Program tersebut berlangsung selama sebulan penuh. Selama dua pekan mereka belajar budaya di Yogyakarta dan Solo, lantas disambung di Bali selama dua minggu. Para mahasiswa semester 2 hingga 6 tersebut berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti studi internasional, ekonomi, dan studi saraf.

Saat di Solo, rombongan diajak melihat cara pembuatan batik di kampung batik Laweyan dan pelatihan cara pembuatan keris. "Kami juga akan mengunjungi Mangkunegaran," katanya, yang juga menjabat Direktur Studi Bahasa Asia Tenggara di University of Michigan.

Tujuan utama program adalah mengenalkan budaya Indonesia ke mahasiswa Amerika. Terutama dalam hal pelestarian budaya di Indonesia. Agustini mengatakan setelah program usai, para peserta diwajibkan membuat video sesuai dengan tema. "Mereka juga diwajibkan menulis di blog setiap hari," ujarnya.

Salah seorang peserta, Irene Suh, 19 tahun, mengatakan ada perbedaan besar dalam proses demokrasi di Amerika dan Indonesia. Menurut mahasiswi jurusan studi gender dan psikologi di University of Michigan ini, pemungutan suara di Amerika dilakukan dengan cara scanning surat suara.

"Sedangkan di sini dengan mencoblos. Suasanya juga lebih santai di Indonesia. Di Amerika lebih kaku," katanya.

Peserta lainnya, Lacey Stanage, 20 tahun, mengatakan budaya demokrasi di Indonesia tidak kalah dengan Amerika. Terbukti masyarakat berbondong-bondong memberikan hak suaranya. "Demokrasi di Indonesia menarik. Proses pemungutan suara tidak harus berlangsung kaku dan serius," ujar mahasiswi jurusan studi internasional ini.

UKKY PRIMARTANTYO

Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha


Baca juga:
Lepas Empat Istrinya, Ini Perasaan Eyang Subur

Di Serang, Iwan Fals Konser di Bawah Terang Bulan

Arkarna Kembali Konser di Jakarta

Konser Iwan Fals, Bupati Serang Nyesal Tak Nonton

Berita terkait

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

4 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

7 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

7 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

9 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

21 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

25 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

15 Maret 2024

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya