TEMPO.CO, Cianjur - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium yang terjadi di wilayah Cianjur Selatan dalam sepekan terakhir mengakibatkan aktifitas melaut ratusan nelayan di Pelabuhan Jayanti Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, lumpuh total.
Kondisi ini membuat warga dan nelayan mengeluh lantaran bukan hanya langka, namun harga premium tingkat eceran mencapai Rp 6.500 per liter.
Asep Yayan, 40 tahun, nelayan setempat mengatakan, akibat sulitnya mendapatkan BBM di SPBU ia tidak bisa mencari ikan di laut. Padahal, mereka sudah mengantongi surat rekomendasi dari desa setempat untuk membeli premium tersebut.
"Sudah sepekan kami sulit mendapatkan premium. Kalaupun ada harganya Rp 6.500 per liter," ujar Asep di Cianjur, Rabu 15 Mei 2013.
Menurut dia, untuk mendapatkan premium nelayan terpaksa harus antre dalam waktu yang cukup lama menunggu pasokan BBM masuk ke SPBU dari PT Pertamina. "Nelayan kalah cepat sama pengendara dan penjual bensin eceran saat akan membeli premium," katanya.
Ia biasanya membeli premium sebanyak 40 liter untuk beberapa rekan nelayan. Namun, meskipun sudah mengantre pihak SPBU membatasi penjualan kepada para nelayan. "Biasanya 40 liter, sekarang paling dikasih 10 liter. Dan itu tidak sebanding dengan perjalanan saya dari Jayanti ke SPBU," kata dia.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Cianjur Selatan, Mamat Rahmat, menyebutkan, dari 220 nelayan di Jayanti sekiatar 70 persen di antaranya tidak dapat melaut. Mereka lebih memilih menganggur daripada melaut yang membutuhkan biaya besar..
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Judi Adi Nugroho, menuturkan, kelangkaan BBM jenis premium ini belum diketahui penyebabnya. Namun, kata dia, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Hiswana Migas Kabupaten Cianjur. "Kami belum tahu ada kelangkaan BBM di sana, tapi nanti kita akan cek," kata dia.
Judi menambahkan, jika nelayan kesulitan untuk mencari premium di sejumlah SPBU, kemungkinan ada kekhawatiran dari pihak SPBU dengan adanya penimbunan BBM. Jadi wajar kalau sejumlah pembeli yang menggunakan jerigen dibatasi. "Tapi, coba saja minta surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Polsek setempat, agar bisa membeli bensin sesuai kebutuhan nelayan," ucapnya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK| E-KTP |Vitalia Sesha |Ahmad Fathanah |Perbudakan Buruh
Berita Lainnya:
Minum Teh Panas Bareng Vitalia Sesha
34 Pekerja Freeport Diduga Tewas Terjebak Longsor
Ruhut: Lawan KPK, Suara PKS Bisa Anjlok
Vitalia Sesha Berkisah Tentang Rumah Tangganya
Dewi Kirana Lebih Sopan dari Pedangdut Pantura