TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Banyuwangi, Ajun Komisaris Bagus Ikhwan, mengatakan, setiap imigran muslim Rohingya, Myanmar, membayar Rp 10 juta kepada empat orang Indonesia agar bisa berangkat ke Australia.
Keempat orang yang menyelundupkan muslim Rohingya itu yakni Irianto Yahya Saka, 51 tahun, asal Desa Boni Boy, Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT); Veki Alo (32) Pengalasan, Denpasar, Bali; Nurhati Syafii (38), Perum Padang Lestari, Krobokan, Denpasar, Bali; dan Maya Malinda (34), Kelurahan Sungai Bambu, Jakarta Utara.
Selain empat orang ini, ada seorang bernama Harun yang membantu muslim Rohingya tersebut berangkat dari Jakarta ke Surabaya menggunakan mobil. Kemudian Harun memberi uang Rp 200 juta kepada kelompok Irianto. "Uang itu untuk beli kapal," kata Bagus Ikhwan, Sabtu, 13 April 2013.
Kapal sudah dipesan dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan akan dibawa ke Banyuwangi. Rencananya, dengan kapal itu, muslim Rohingya akan diangkut ke Pulau Christmas, Australia, untuk mencari suaka.
Tiga puluh delapan muslim Rohingya tiba di Banyuwangi sekitar hari Rabu, 10 April 2013. Mereka ditampung secara sembunyi-sembunyi di Pondok Pesantren Nahdlotul Rokhidin yang terletak di Kecamatan Siliragung. Namun, sebelum mereka berangkat, polisi sudah mengendus keberadaan mereka. Saat ini 38 muslim Rohingya masih berada di pondok pesantren tersebut.
Polisi menemukan keberadaan muslim Rohingya setelah lebih dahulu menangkap empat orang yang diduga kuat membantu para imigran itu di Hotel Mirah pada Jumat malam, 12 April. Keempatnya saat ini diperiksa intensif di Mapolres Banyuwangi.
IKA NINGTYAS
Berita terkait
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka
18 Desember 2023
Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.
Baca SelengkapnyaPeringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki
26 Oktober 2023
Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.
Baca SelengkapnyaJumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat
17 Agustus 2023
Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat
Baca SelengkapnyaPM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap
23 Juli 2023
Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaMalaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar
1 April 2023
Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme
6 Maret 2023
Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.
Baca SelengkapnyaPM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah
14 Desember 2022
Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat
28 Juni 2022
Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong
28 Juni 2022
Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.
Baca Selengkapnya50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor
28 Januari 2022
Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.
Baca Selengkapnya