TEMPO.CO, Kupang - Satu lagi pengungsi Rokatenda di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia karena kurangnya perhatian pemerintah daerah. Sebelumnya, dua orang pengungsi meninggal karena kelaparan.
Korban tewas itu adalah seorang bayi yang dilahirkan ibu Silvi, seorang pengungsi Gunung Rokatenda di Rumah Sakit TC Hilers Maumere, Kamis, 21 Maret 2013 kemarin.
"Meninggalnya bayi itu karena ibu Silvi tidak pernah memeriksakan kesehatannya saat hamil," kata Koordinator Justice and Peace Integrity of Creasion (JPIC) Serikat Sabda Allah (SVD), Pater Marsel Vande Raring, yang dihubungi, Jumat, 22 Maret 2013.
Selama ini, menurut dia, Ibu Silvi tidak miliki biaya untuk pemeriksaan kehamilannya di puskesmas atau puskesmas pembantu (pustu). "Harusnya pengungsi Rokatenda mendapat pelayanan kesehatan di tempat pengungsian," katanya.
Pater Vande mengaku sedang bersama keluarga korban mempersiapkan pemakaman bayi tersebut di Maumere karena dia akan memimpin misa pemakaman bayi tersebut. "Sebentar lagi saya akan memimpin misa pemakaman bayi itu," katanya.
Pater Vande berharap ada perhatian pemerintah untuk pengungsi lainnya yang saat ini sedang mengalami kesulitan hidup yang luar biasa yang berada Kota Maumere. "Semoga ada perhatian pemerintah bagi pengungsi Gunung Rokatenda," katanya.
Kepala BPBD NTT Tini Thadeus mengatakan meninggalnya bayi tersebut bukan karena kurangnya penanganan kesehatan bagi ibunya. Sebab, pengungsi Rokatenda mendapat pelayanan kesehatan gratis. "Yang jadi pertanyaan, apakah mereka terdata sebagai pengungsi atau tidak," katanya.
Sebelumnya, dua orang pengungsi Rokatenda dilaporkan meninggal karena kelaparan di tempat pengungsian. Dua korban itu, yakni Daniel Riba Brando yang mengungsi ke Nangahure--meninggal pada 15 Maret 2013. Satu korban lainnya, yakni Ibu Tia yang meninggal 17 Maret 2013 di Ropa, Maurole, wilayah Kabupaten Ende.
YOHANES SEO
Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Ibas Siap Diperiksa, Ini Jawaban KPK
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP
Rahasia Model Brasil Langsing Usai Melahirkan
Berita terkait
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara
7 Maret 2022
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas
20 November 2021
Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol
2 November 2019
Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia
2 November 2019
Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas
25 September 2016
Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.
Baca Selengkapnya3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan
19 Juni 2016
Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan
19 Juni 2016
Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal
19 Juni 2016
Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaDarurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada
13 April 2016
Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan
31 Maret 2016
Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.
Baca Selengkapnya