TEMPO.CO, Medan- Mengatasi lonjakan harga bawang merah dan bawang putih di Kota Medan, satu perusahaan importir bawang untuk keperluan industri CV Sumber Alam Rezeki (SAR) terpaksa menjual persediaan bawangnya untuk keperluan masyarakat Medan sebanyak 50 ton, Kamis 21 Maret 2013.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Sumatera Utara Bidar Alamsyah Hasibuan mengatakan, pemerintah provinsi mengambil langkah yang tak lazim dengan cara meminta importir bawang melepas sebagian stok bawang ke pasar.
"Kami tahu bahwa cara ini salah. Tapi tidak ada cara cepat selain mendesak importir bawang untuk keperluan industri menjual persediaan bawangnya untuk masyarakat agar gejolak harga bisa teratasi," kata Bidar kepada Tempo, Kamis 21 Maret 2013.
Bidar mengancam, jika importir bawang tidak membantu warga yang kesulitan membeli bawang dengan harga murah, akan mencabut izin perdagangan perusahaan.
"Kami memahami penjelasan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang meminta importir bawang membantu menurunkan harga bawang di pasar. Di Medan ada perusahaan importir yang punya persediaan bawang dalam jumlah besar. Kami paksa mereka menjualnya untuk masyarakat meski hal itu salah," tutur Bidar.
Walikota Medan Rahudman Harahap saat inspeksi mendadak ke perusahaan importir bawang terbesar di Kota Medan CV SAR di Jalan M. Basir Marelan, Medan, menemukan 600 ton persediaan bawang di gudang perusahaan tersebut.
Rahudman mendesar agar persediaan bawang itu sebagian dijual kepada distributor bawang untuk seterusnya dijual kepada warga yang kesulitan dengan harga yang wajar. " Saya ingatkan kepada importir jangan coba-coba menimbun bawang saat ini. Akan saya cabut izin perusahaan yang bersepekulasi," kata Rahudman.
Penangung jawab CV SAR di Medan, Asiang, membantah perusahaan importir bawang ini menimbun bawang." Tidak ada kami menimbun bawang. 600 ton bawang milik CV SAR adalah persediaan untuk usaha terasi kemasan yang kami punya," kata Asiang kepada Tempo.