TEMPO.CO, Jakarta - Seekor bayi lumba-lumba lahir di Ocean Dream Samudra (ODS) Taman Impian Jaya Ancol. Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, Budi Karya Sumadi, mengatakan, bayi lumba-lumba tersebut lahir pada awal Februari 2013 lalu.
"Bayi lumba-lumba tersebut merupakan hasil perkawinan dari lumba-lumba jantan dan betina yang sudah lama dipelihara Ancol," kata Budi di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2013. Induk betina lumba-lumba itu bernama Aleosi.
Aleosi mengandung selama hampir 13 bulan. Ia merupakan lumba-lumba yang dirawat di Gelanggang Samudra Ancol Jakarta (sekarang ODS) sejak tahun 2006. Sedangkan induk lumba-lumba jantan, Rio, adalah seekor lumba-lumba F1, kelahiran Gelanggang Samudra pada tahun 1995.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan selaku pemegang otoritas Lembaga Konservasi Satwa di Indonesia memberikan nama Ari kepada bayi lumba-lumba Aleosi dan Rio itu. "Saya ingin melihat sekaligus memberikan apresiasi atas keberhasilan konservasi yang dilakukan pengelola dalam mengurus ekosistem di dalamnya," ujar Zulkifli.
Budi menjelaskan, di dalam Ocean Dream Samudra, tersedia fasilitas untuk proses kelahiran lumba-lumba, seperti sebuah kolam karantina untuk proses kelahiran. Selain volume air dan kedalamannya, suhu air kolam karantina yang disediakan juga telah diatur. Volume air di kolam karantina sebesar 354,6 meter kubik dengan kedalaman 2,5 meter.
"Kami harap keberhasilan kelahiran bayi lumba-lumba kali ini akan terus mengembangkan program breeding dengan inseminasi buatan yang nantinya akan meningkatkan mutu genetik kelahiran-kelahiran selanjutnya," kata Budi.
MITRA TARIGAN
Berita terpopuler lainnya:
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Dikumpulkan SBY di Cikeas, DPD Lepas Jaket Partai
VIDEO Kekerasan Densus 88 Beredar di Youtube
Skenario Rasyid Lempar Kesalahan ke Sopir Luxio
Slank: Fatin Jangan Buka Jilbab, Jangan Goyang
X Factor, Anggun: Hidup Tidak Semulus Paha ChiBi
Ramadhan: Anas Urbaningrum Sudah Tak Seperti Dulu
Berita terkait
Polres Tanjung Priok Gagalkan Peyeludupan Satwa Asal Papua
20 Juni 2017
Hewan-hewan itu disita dari seorang penumpang KM Ciremai yang berlayar dari Manokwari, Papua Barat, dengan tujuan Tanjung Priok, Jakarta.
Baca SelengkapnyaMakin Marak Penyelundupan Satwa Melalui Bandara Adisutjipto
19 Februari 2017
Kasus penyelundupan hewan melalui Bandara Adisutjipto pada 2016 mencapai 28 kasus. Padahal, tahun sebelumnya hanya 8 kasus.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan 89 Trenggiling ke Malaysia
13 Februari 2017
Polisi mencurigai barang bawaan mobil pelaku penyelundupan lantaran mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Baca SelengkapnyaSeribuan Gigi Ikan Hiu Disita di Yogyakarta
26 Januari 2017
Stasiun Karantina Ikan, Pengendali Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Yogyakarta menyita 1.400 gigi ikan hiu.
Baca SelengkapnyaPolisi Cirebon Bekuk Penjual Kukang Melalui Media Sosial
20 Januari 2017
AL mengaku sudah beberapa bulan terakhir aktif menjual kukang melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap Setan Merah, Pedagang Satwa Liar
7 Januari 2017
Nama pedagang satwa liar itu di akun Facebook bernama Setan Merah, ia membawa empat ekor anak lutung jawa yang termasuk satwa dilindungi.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Perdagangan Satwa Langka Via Online
5 Oktober 2016
"Dari penangkapan tersebut, petugas mengamankan lima ekor kukang."
Baca SelengkapnyaDagang Satwa Langka, Untung Rp 1,5 Juta per Ekor
5 Oktober 2016
Dari penjualan hewan tersebut, tersangka mendapat untung sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.
Baca SelengkapnyaKementerian Lingkungan Hidup Sita Kulit Harimau di Indragiri
30 September 2016
Eduwar menuturkan kulit harimau tersebut diperoleh pelaku dari Jambi, dua pekan lalu.
Baca SelengkapnyaTerancam Punah, Trenggiling Dilarang Diperjualbelikan
26 September 2016
Trenggiling dianggap sebagai mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia.
Baca Selengkapnya