TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nabiel Makarim membantah jika pemerintah lamban dalam menangani kasus pencemaran Teluk Buyat, Sulawesi Utara. Menurutnya, pemerintah masih mencari bukti dari mana asal sumber penyakit yang diderita warga sekitar Teluk Buyat dan sakitnya ikan di daerah itu. Nabiel membantah jika kelambanan ini disebabkan adanya hal-hal yang disembunyikan. "Orang boleh ngomong apa saja, tapi bukti tidak ada. Masa anda mau kita asal main tangkap," kata Nabiel pada wartawan usai menemui Presiden Megawati Sukarnoputri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/8). Menurut Nabiel, dari pencarian tim pemerintah memang ditemukan adanya warga sekitar Teluk Buyat dan ikan-ikan yang sakit. Namun dari pencarian yang sama, juga ditemukan fakta tidak terjadi pencemaran laut di Teluk Buyat. "Ada sesuatu yang kita belum tahu, ini aneh. Makanya kita akan terus cari sebabnya apa," katanya. Presiden, kata Nabiel, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menyembunyikan apapun hasil penemuan tim pemeriksa kasus Teluk Buyat. Presiden juga memerintahkan agar kasus ini diselesaikan secepatnya dan segera memperbaiki kondisi lingkungan kawasan itu. "Siapa yang bersalah, akan kita bawa ke pengadilan," katanya. Kasus dugaan pencemaran Teluk Buyat mulai terungkap beberapa minggu yang lalu. Puluhan warga mengeluhkan sakit yang diduga bersumber dari tercemarnya air di daerah itu akibat penambangan yang dilakukan PT Newmont Minahasa. Pemeriksaan oleh laboratorium Fakultas MIPA, Universitas Indonesia menemukan tingginya kadar logam mercuri dan arsen pada warga yang sakit. Namun hingga saat ini, pemerintah masih belum mengambil kesimpulan final penyebab sakitnya warga. Sapto Pradityo - Tempo News Room