Boediono Dorong Sistem Pengajaran Online  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 18 Januari 2013 13:24 WIB

Boediono. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Semarang - Wakil Presiden RI Boediono meminta Menteri Pendidikan Nasional untuk menyusun cetak biru pengembangan sistem pengajaran online perguruan tinggi buatan Indonesia, berbahasa Indonesia, dan dengan konteks Indonesia.

“Namun, secara keilmuan tetap memenuhi standar internasional dan menyamai standar universitas-universitas terbaik dunia,” kata Boediono dalam sambutan di acara pembukaan konvensi Kampus yang kesembilan dan Temu Tahunan ke-15 Forum Rektor Indonesia di Gedung Gradhikan Gubernuran Provinsi Jawa Tengah, Jumat, 18 Januari 2013.

Boediono meminta agar pengajaran online produk Indonesia itu dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lembaga perguruan tinggi dan para mahasiswanya di Tanah Air dengan biaya yang murah. “Mari kita manfaatkan dengan cerdas teknologi untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita,” kata Boediono.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyatakan kunci peningkatan mutu pengajaran adalah tersedianya dosen, pembimbing, serta bahan pengajaran yang berkualitas. Namun, Boediono mengakui kenyataan di lapangan ketersediaan tersebut belum merata di semua perguruan tinggi di tanah air.

Untuk mengatasi hal itu, kata Boediono, bisa memanfaatkan pengajaran online. Saat ini, pengajaran secara online sudah disediakan lembaga-lembaga perguruan tinggi ternama di luar negeri. Boediono menganjurkan kepada perguruan tinggi yang kekurangan dosen dan bahan ajaran yang berkualitas, bisa mengintegrasikan atau mensuplemetasi mata kuliah online. Tapi, Boediono menyayangkan saat ini mata kuliah online itu baru tersedia dalam bahasa Inggris.

Oleh karena itu, Boediono berharap Indonesia bisa menciptakan mata kuliah online dalam bahasa Indonesia dengan contoh-contoh konkret dari Indonesia, tapi harus tetap memenuhi standar internasional. Boediono juga mengingatkan soal persaingan dengan negara-negara lain. Saat ini, kata Boediono, negara-negara di Kawasan Asia, termasuk Cina, telah mengundang universitas-universitas ternama di dunia untuk membuka cabang kampusnya di negara tersebut.

Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan siap melaksanakan permintaan Boediono tersebut. “Insya Allah permintaan Pak Wapres bisa kami wujudkan,” kata Nuh. Ia mengatakan saat ini pemerintah sudah punya digital dividend sehingga akan ada trasnformasi dari analog ke sistem digital.

Ibaratnya, kata Nuh, jika dulu tanah untuk membangun rumah hanya untuk satu keluarga, dengan adanya sistem analog, rumah itu bisa digunakan untuk beberapa keluarga karena tanah bisa dibangun tingkat tinggi. Untuk pengajaran online, kata Nuh, ada tiga hal yang perlu disiapkan, yakni isi atau konten, jalan raya yang kanal, serta infrastuktur berupa mobil teknologi. “Saat ini kontennya sudah ada sebagian,” kata Nuh.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

17 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

7 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

10 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

17 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

23 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya