Antropolog: Istilah Kearifan Lokal Sesat Pikir

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 31 Oktober 2012 15:09 WIB

Warga dusun Keji, Ungaran, Kabupaten Semarang mengarak gunungan sesaji saat acara Merti Desa, Senin (25/6). TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Yogyakarta- “Enggak ada yang asli, cuma susu Boyolali yang asli,” begitu kelakar Pujo Semedi Hargo Yuwono saat memberikan orasi kebudayaan pada pembukaan konferensi internasional mahasiswa pascasarjana, di University Center UGM, Selasa 30 Oktober 2012.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM itu, berkali-kali menyelingi orasi ilmiahnya tentang wawasan kebangsaan dan kearifan lokal. “Istilah kearifan lokal itu sesat pikir. Silakan dibantah, tapi saya antropolog, tahu situasi lapangan,” kata Pujo, yang menggantikan Wakil Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Wiendu Nuryanti.

Dalam orasi itu, Pujo bermaksud membalik pandangan umum mengenai kearifan lokal. Menurut dia, salah paham mengenai kearifan lokal, muncul sejak orientalisme mengemuka menjadi paradigma ilmu sosial kolonial. “Orientalisme mendikotomikan barat rakus dan timur bersahaja, bergeser menjadi dikotomi kota dan desa,” ujar Pujo.

Pandangan itu, kata dia, menyebabkan banyak orang terjebak mitos kearifan lokal dan melupakan fakta, bahwa yang benar-benar lokal itu tidak pernah ada. Sebab globalisasi terjadi sejak masa awal sejarah manusia. Dia mencontohkan, gamelan tak hanya milik Jawa, tapi juga Thailand. “Tebu aslinya dari Papua. Tapi ribuan tahun lalu sudah ada di Mesir,” ujarnya.

Separuh isi orasi Pujo, banyak diselingi kalimat yang mengocok perut. Dia berulang kali menegaskan, cara pandang dikotomis pada budaya berisiko memicu analisis yang menyederhanakan masalah, dan mudah terjebak mitos. “Bisa memancing wawasan kebangsaan chauvinis, sehingga melupakan pelajaran baik dari bangsa lain,” kata dia.

Konferensi pada 30 hingga 31 Oktober itu, menghadirkan pembicara, di antaranya Amrih Widodo, pengajar Australian National University yang juga pakar budaya pop dan pernah melakukan studi mendalam tentang komunitas Sedulur Sikep atau Samin. Pembicara lainnya, antropolog UI Suraya Afiff, dan peneliti antropologi budaya Universitas Nasional Singapura Maribeth Erb.

Ketua Panitia, Budiawan, mengatakan pembahasan mengenai indigenous communities atau komunitas-komunitas lokal di Indonesia, terpilah dalam belasan tema. “Ada 59 paper akan dibahas pararel, di 19 pertemuan,” kata Budiawan.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM


Berita lain:
Status Hukum Calon Gubernur Jabar Belum Jelas

Mantan Pejabat Energi Akui Beri Upeti ke DPR

Adonara Bentrok Lagi, Bupati Flores Timur Pusing

Bupati Jember Usulkan Provinsi Jawa Timur Dipecah


Berita terkait

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.

Baca Selengkapnya

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.

Baca Selengkapnya

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.

Baca Selengkapnya

Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.

Baca Selengkapnya