Para guru mengikuti Ujian Kompetensi Guru di Sekolah SMUN 68, Jakarta, Senin (30/7). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia kembali menolak untuk mengikuti Uji Kompetensi Guru gelombang kedua yang akan dilaksanakan 1-6 Oktober 2012. Sekjen FSGI Retno Listyarti beralasan uji kompetensi versi pemerintah itu bukan alat ukur yang tepat untuk mengukur kualitas guru. Selain itu, mereka juga masih menunggu hasil putusan Mahkamah Agung mengenai gugatan mereka untuk membatalkan uji kompetensi.
"Kami sudah mengajukan judical review atas Permendikbud Nomor 57 Tahun 2012," kata Retno ketika dihubungi, Jumat, 28 September 2012. Retno mengatakan permohonan itu baru disampaikan pada 15 Agustus 2012. Ia memprediksi enam bulan lagi atau awal tahun 2013, keputusan baru keluar.
Menurut Retno, jika gugatan mereka dimenangkan MA, maka uji kompetensi dan semua hasilnya harus dinyatakan batal demi hukum. Namun, kalau MA menyatakan gugatan mereka ditolak, Retno mengaku akan konsisten menolak uji kompetensi. "Kami akan evaluasi terus program ini," kata Retno.
Dihubungi terpisah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjanjikan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru tahap kedua bakal berlangsung lancar. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan, Syawal Gultom, mengatakan sudah menyiapkan soal, peserta, dan kesiapan tempat uji kompetensi.
Syawal mengatakan pihaknya berusaha mengupayakan tidak ada lagi kesalahan teknis seperti pada pelaksanaan ujian gelombang pertama. Ketika itu ada banyak operator program yang bermasalah karena hanya dilatih dalam waktu dua hari. Selain itu, ada masalah administrasi karena banyak peserta gagal terkoneksi ke Internet.
Sedangkan mengenai soal ujian, Syawal mengaku sudah mempersiapkan 155 soal. Jumlah peserta yang akan melakukan UKG sebanyak 380 ribu pengajar. "Sekitar 100 ribu guru yang gagal koneksi di gelombang pertama akan diujikan pada gelombang kedua," ucap Syawal.
Uji kompetensi gelombang pertama pada 31 Juli 2012 lalu diikuti lebih dari 600 ribu guru. Indonesia saat ini punya lebih dari 1 juta guru. Rata-rata nilai guru pada tahap pertama hanya berkisar pada angka 43,82. Padahal untuk lulus, guru harus mendapat nilai rata-rata 70.