TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Megawati Soekarnoputri menerima Duta Besar Amerika Serikat, Ralph Boyce, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/5). Keduanya lebih banyak membicarakan mengenai proses Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang tengah berlangsung di Indonesia. Boyce mengatakan, pemerintah AS mendukung terlaksananya proses kampanye yang aman. Ditegaskannya mereka tidak mendukung satu kandidat, partai atau tim sukses siapapun. Boyce mengatakan dengan bercermin pada Pemilu Legislatif April yang lalu, Indonesia sudah melaksanakan proses demokrasi terbesar kedua setelah India. Dia menyambut baik komitmen 140-an juta rakyat pemilih Indonesia yang berkomitmen melaksanakan demokrasi. Boyce mengatakan lebih lanjut, pihaknya berharap siapapun yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden diharapkan memimpin dengan sukses. "Siapapun Presiden Indonesia, kami akan mampu bekerjasama dengan asumsi proses pemilihannya bebas, adil, terbuka dan transparan," katanya. Boyce juga membantah pihaknya mengusung isu anti militerisme. Dia mengatakan, tidak ada salahnya seorang pemimpin berasal dari kalangan militer pensiunan. Ia mengambil contoh, beberapa pejabat Amerika yang berasal dari militer yakni Menteri Luar Negeri, Collin Powell, yang Purnawirawan Jenderal dan juga bekas Presiden Eisen Hower. Boyce menegaskan, dalam pertemuannya dengan Megawati tidak ada pembicaraan mengenai travel warning yang dikeluarkan Amerika beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan, hal itu dikeluarkan hanya untuk merefleksikan perubahan situasi di beberapa negara, "jadi bukan karena adanya ancaman baru atau persoalan baru," ujarnya. Boyce juga menambahkan, pihaknya juga tidak punya alasan bahwa Pemilu nanti akan mengalami masalah keamanan atau kekerasan. Menurutnya, adalah wajar bila dalam proses Pemilu itu terjadi konsentrasi massa. Dia yakin, pengalaman Indonesia menyelenggarakan Pemilu beberapa kali akan menjamin keamanan proses Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini. Deddy Sinaga Tempo News Room