Penyumbang Rp 10 Juta untuk KPK Hanya 5 Orang  

Reporter

Editor

Senin, 16 Juli 2012 08:00 WIB

Tanah kosong di belakang gedung KPK yang rencananya akan dijadikan lokasi pembangunan gedung baru KPK, Jakarta, Kamis (28/06). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Saweran, dalam budaya Sunda, identik dengan proses menebarkan uang receh atau beras yang dilakukan pengantin. Rupanya begitu juga yang terjadi dalam saweran untuk gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Uang yang disawer memang berupa "pecahan-pecahan" kecil dari masyarakat.

Koordinator gerakan saweran KPK, Ilian Deta Artasari, mengatakan sebagian besar dana yang masuk berasal dari rakyat kecil. Jumlah sumbangan yang menyentuh Rp 10 juta bisa dihitung sebelah tangan. "Hanya lima orang yang menyumbang Rp 10 juta. Jadi kekhawatiran bahwa ini akan dimanfaatkan pengusaha itu tidak terbukti," kata Ilian saat dihubungi Minggu, 15 Juli 2012.

Sampai Minggu kemarin, 15 Juli 2012, total dana yang terkumpul mencapai Rp 251 juta. Sebagian dana disalurkan melalui transfer perbankan, pengumpulan langsung di posko, serta wesel pos.

Menurut dia, jauh lebih banyak sumbangan yang nominalnya kecil. "Dari masyarakat itu jumlahnya sedikit-sedikit, tetapi penyumbangnya ribuan," kata Ilian, yang juga aktivis Indonesia Corruption Watch itu.

Rencananya, ia akan mengumumkan identitas penyumbang saweran KPK, Senin, 16 Juli 2012. "Besok (hari ini) akan kami perlihatkan datanya di posko agar semuanya transparan."

Menurut Ilian, ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang mencerminkan semangat untuk memberantas korupsi. "Ini pesan bahwa masyarakat bisa melakukan perubahan, kita sudah gerah dengan korupsi," kata dia. Hal terpenting bukanlah nominal sumbangan, melainkan kesadaran bahwa korupsi menyengsarakan dan harus diberantas.

Sebagian besar penyumbang merupakan masyarakat yang perekonomiannya tak dapat dikatakan berlebih. Mereka berprofesi sebagai pedagang, tukang ojek, siswa sekolah, bahkan tukang parkir. Saat memberikan sumbangan, kata Ilian, mereka selalu berkeluh kesah, "Indonesia ini seharusnya negara yang makmur, tetapi kenapa rakyatnya tetap miskin," kata dia menirukan curahan hati para penyumbang.

Saweran ini bermula ketika Komisi Hukum DPR menolak pembangunan gedung KPK. Biaya pembangunan yang sudah dialokasikan Kementerian Keuangan belum ada tanda-tanda disetujui. Padahal anggaran gedung Rp 225,7 miliar itu sudah diajukan sejak tahun 2008.

ANGGRITA DESYANI

Berita Terpopuler:
Lantai Bersih, Pabrik Gula Dapat 7,5 Dari Dahlan
Teganya, Bayi Dikubur Hidup-Hidup karena Cacat
BPPTK Kaji Penyebab Gempa di Merapi
Pilkada Putaran Kedua, PKS Bakal Galau
Megawati Kehilangan Avanza di Monas
Beragam Modus Korupsi Lembaga Negara

Berita terkait

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Istri akan Penuhi Panggilan KPK soal LHKPN Janggal Hari Ini

46 menit lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Istri akan Penuhi Panggilan KPK soal LHKPN Janggal Hari Ini

KPK juga akan mengklarifikasi eks Kepala Bea Cukai Purwakarta itu soal kepemilikan saham sebuah perusahaan.

Baca Selengkapnya

ICW Catat Sepanjang 2023 Ada 791 Kasus Korupsi, Meningkat Singnifikan 5 Tahun Terakhir

2 jam lalu

ICW Catat Sepanjang 2023 Ada 791 Kasus Korupsi, Meningkat Singnifikan 5 Tahun Terakhir

Pada 2023. ICW mencatat ada 791 kasus korupsi, 1.695 tersangka dan kerugian negara Rp 28,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 hari lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 hari lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

1 hari lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

2 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya