TEMPO.CO, Malang - Sebanyak tiga peleton personel prajurit TNI Angkatan Darat bentrok dengan ratusan warga Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, sore hari tadi. Sejumlah warga dan prajurit TNI mengalami luka-luka.

Bentrokan dipicu sengketa lahan yang diperebutkan kedua pihak sejak tahun 1986. “Bentrok baru saja terjadi pukul 15.00 sore tadi,” kata Zamroni, Kepala Dusun Mulyosari, Harjokuncaran yang menghubungi Tempo, Jumat, 6 Juli 2012.

Warga beringas menyerang prajurit TNI setelah tiga peleton prajurit Angkatan Darat dari satuan Batalyon Zeni Tempur V Kepanjen, Malang itu datang ke lokasi untuk mencabut patok-patok dan segel yang kami dipasang warga sehari sebelumnya.

Menurut Zamroni, bentrok terjadi tak lama setelah pertemuan antara warga dengan Kepala Kepolisian Sektor Sumbermanjing Wetan, Ajun Komisaris Farid Fathoni. Farid meminta warga menahan diri agar bentrok tidak terjadi.

Pada Kamis siang, kemarin, ratusan warga menyegel tanah yang dikuasai Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad) Komando Daerah Militer V/Brawijaya, jawa Timur. Warga menutup papan nama “Tanah Ini Milik Puskopad” dan “Perkebunan Tlogorejo-Puskopad Kodam V/Brawijaya” dengan dua spanduk besar bertuliskan “Tanah Ini Milik Rakyat” sambil menancapkan banyak patok di lokasi sengketa.

Warga memang sudah mempersiapkan diri untuk merebut kembali tanah yang mereka yakini merupakan mereka sejak lama. Warga membawa hampir semua peralatan untuk bertani, alat untuk memasang patok dan juga alat pengukur untuk mengukur lahan seluas 666 hektare itu kemudian dibuat kavling-kavling kecil masing-masing seluas 1.000 meter persegi. Rencananya, di atas tanah yang sudah diukur akan dibangun rumah.

Sampai berita ini diturunkan, pihak Puskopad belum bisa diminta keterangan. Segala keterangan dari TNI diminta langsung menghubungi pihak penerangan Kodam Brawijaya di Surabaya.

ABDI PURMONO