TEMPO.CO, Surakarta -Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta tidak akan menerima titipan orang lanjut usia selama bulan puasa dan lebaran tahun ini. Padahal biasanya banyak masyarakat yang menginginkan untuk menitipkan keluarganya secara sementara pada bulan puasa dan lebaran.
“Pekan ini saja sudah ada tiga keluarga yang menghubungi kami untuk menitipkan,” kata Kepala Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta, Suryanto, Senin 2 Juli 2012. Hanya saja, permintaan tersebut ditolak kendati keluarga siap untuk menanggung biayaperawatan.
Permintaan penitipan semakin meningkat hingga mendekati Lebaran. Permintaan tersebut umumnya datang dari keluarga yang akan mudik lebaran ke luar kota. Mereka enggan membawa keluarganya yang lanjut usia karena tidak mau direpotkan. Para lansia itu kemudian baru dijemput kembali sepulang dari mudik.
Suryanto menegaskan, seluruh biaya operasional panti ditanggung oleh Pemerintah Kota Surakarta. “Sehingga kami tidak akan mengutip dari keluarga,” kata dia. Karena itu, pihaknya selalu melakukan seleksi secara ketat bagi orang lanjut usia yang akan tinggal di panti tersebut.
Seleksi itu dilakukan untuk memastikan bahwa manula yang hendak tinggal di tempat tersebut masuk dalam kategori terlantar. “Ironisnya, kadang ada orang tua yang terlantar meski keluarganya termasuk golongan ekonomi mampu,” katanya.
Selain itu, jumlah penghuni panti jompo tersebut tidak sesuai dengan kapasitas ruang yang dimiliki. “Saat ini ada 85 manula yang tinggal di sini,” kata Suryanto. Sedangkan ruang yang dimiliki hanya 32 kamar. Satu kamar dihuni oleh dua hingga tiga manula.
Adapun jumlah tenaga yang mengurusi panti itu juga terbatas. “Satu orang petugas harus mengurusi 14 penghuni,” katanya. Padahal, idealnya satu petugas seharusnya hanya menangani tiga penghuni. Apalagi, panti itu juga tidak memiliki sarana kesehatan secara mandiri. Petugas puskesmas hanya melakukan kunjungan dua kali dalam sepekan.
Salah satu penghuni, Tri Hartini membenarkan jika jumlah petugas di panti tersebut hanya terbatas. Untungnya, para penghuni yang masih sehat turut membantu kawan-kawannya yang sudah tidak mampu hidup mandiri.
“Kami juga saling membantu jika ada penghuni yang sakit mendadak,” kata nenek berusia 80 tahun tersebut. Sebab, petugas kesehatan hanya berkunjung dua kali dalam sepekan. “Jika hanya sakit ringan seperti flu, demam atau diare, kami sudah hafal obat-obatnya,” katanya.
AHMAD RAFIQ
Berita lain:
Lagi, UNY Kembangkan Mobil Listrik
Kuman Tumbuh di Makanan Berminyak dan Manis
Mengapa Kafein Bikin Otot Orang Tua Lebih Kuat?
Alex Janji Boyong Air Bersih ke Kepulauan Seribu
Bulog Janji Maksimalkan Penyerapan Beras Petani
Pearce Umumkan Skuad Inggris Raya
UGM Buat Kamus Kedokteran Bahasa Jawa