Pembentukan BIN di Daerah Dicurigai Ada Kepentingan Bisnis

Reporter

Editor

Selasa, 13 Januari 2004 21:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: The Indonesian Human Right Monitor, Imparsial, mencemaskan rencana presiden Megawati yang akan menyetujui pembentukan kantor-kantor wilayah Badan Intelijen Nasional dari provinsi hingga ke kota atau kabupaten. Persetujuan presiden yang rencananya akan dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden ini dinilai Imparsial hanya akan memperluas peluang penyalahgunaan wewenang badan intelijen. Kecenderungan itu terlihat dari perluasan wewenang BIN yang mulai menangani hal-hal teknis di luar kewenangan koordinasi intelijen. Seperti kewenangan untuk mengawasi peredaran uang palsu dan pengawasan pencetakan dokumen penting dan rahasia. Kewenangan itu juga meluas hingga mengawasi pencetakan kartu kredit. "Saya curiga ini arahnya pada kepentingan bisnis, dimana seseorang yang akan membuat kartu kredit misalnya harus lewat persetujuan BIN," ujar Direktur Program Imparsial, Rachland S. Nashidik, di kantornya, Selasa (13/1) Menurut Rahland, perluasan kewenangan ini akan lebih bahaya lagi jika draf RUU Intelijen yang sempat bocor ke tangan publik jadi disahkan DPR. Sebab, dalam draf tersebut badan intelijen memiliki kewenangan untuk menahan seseorang selama 3 x 90 hari, membuat unit pasukan sendiri, membeli senjata sendiri. Bahkan berhak mengambil seseorang dan menolak untuk memberitahukan keberadaan penahanannya. Jika demikian halnya, dikhawatirkan fungsi dan kewenangan BIN di daerah akan justru tumpang tindih dengan kewenangan dan fungsi polisi. Apalagi jika benar anggaran yang digunakan untuk pembiayaan BIN di daerah diambil dari anggaran pemerintah daerah untuk kegiatan kepolisian. "Ini menurut kami bukan menguatkan sistem pengelolaan keamanan nasional, tetapi justru melemahkan," ujar Rachland. Imparsial juga memandang instansi organisasi BIN sebagai //fait accomply// eksekutif terhadap kewenangan parlemen. Ekspansi ini agaknya sengaja dibuat untuk menciptakan adanya jaminan hukum yang lebih kuat terhadap eksistensi BIN, setelah sebelumnya draft RUU intelijen negara yang diduga disusun sendiri oleh BIN bocor kepada publik dan ditolak karena kewenangannya yang sangat eksesif.Oleh karena itu, Imparsial mendesak Megawati untuk secara jujur mengukur bobot kepemimpinan dan kemampuan manajemennya, sebelum meloloskan kebijakan memperluas kewenangan BIN itu. "Presiden harus sungguh-sungguh bertanya kepada diri sendiri, apakah mampu mengontrol dan mengarahkan organisasi BIN yang semakin powerfull itu," katanya. Sebab tanpa kemampuan untuk mengontrol dan mengoreksi jika kemudian hari kekuasaan intelijen bertambah besar, dikhawatirkan hal itu hanya akan menjadi rumah bagi power corruption dan impunity. Ramidi - Tempo News Room

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

49 detik lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

6 menit lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Resmikan Gedung Baru The Gade Tower

10 menit lalu

PT Pegadaian Resmikan Gedung Baru The Gade Tower

PT Pegadaian meresmikan gedung barunya yang dinamakan The Gade Tower, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Roberto Mancini, yang Memuji 4 Pemain Timnas Indonesia U-23

14 menit lalu

Mengenal Roberto Mancini, yang Memuji 4 Pemain Timnas Indonesia U-23

Pelatih timnas Arab Saudi, Roberto Mancini memuji empat pemain timnas U-23 Indonesia yang dinilainya memiliki kualitas untuk bermain di Liga Serie B

Baca Selengkapnya

Album SEVENTEEN Kemahalan, Penggemar Luapkan Kesalahan pada HYBE

15 menit lalu

Album SEVENTEEN Kemahalan, Penggemar Luapkan Kesalahan pada HYBE

Dalam sehari agensi merivisi harga album SEVENTEEN, tetapi penggemar justru mecurigai HYBE

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

16 menit lalu

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengingatkan kepada seluruh kader Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI - Polri (FKPPI), untuk menjaga persaudaraan kebangsaan dalam menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

24 menit lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

26 menit lalu

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

Adrenalin juga dikenal sebagai efinefrin, hormon yang biasanya diproduksi saat tubuh menghadapi situasi yang menegangkan atau bikin stres.

Baca Selengkapnya

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

29 menit lalu

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

Kawanan tiga beruang dilaporkan merusak puluhan sarang madu dari kayu di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, dalam sepekan terakhir

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

32 menit lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya