TEMPO.CO, Kupang - Foni Nubatonis, 16 tahun, siswa kelas II Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen So'e meminta agar dirinya dibebaskan dari jeratan hukum agar bisa melanjutkan sekolahnya. Sebelumnya dia dituntut dua bulan penjara oleh jaksa penuntut umum karena mencuri delapan batang bunga adenium.
Permintaan ini disampaikan Foni Nubatonis melalui kuasa hukum pada persidangan dengan agenda mendengar pembelaan terdakwa di Pengadilan Negeri So'e, Selasa, 10 Januari 2012 yang dipimpin Hakim Ketua Yos Beru, Hakim Anggota I Jonikol Sine, dan Hakim Anggota II Nuni Sri Wahyuni.
"Kami minta agar anak ini dibebaskan dari jeratan hukum," kata kuasa hukum Foni Nubatonis, Simon Tunmuni, yang dihubungi Tempo dari Kupang usai membacakan pembelaan terdakwa.
Foni Nubatonis dilaporkan ibu angkatnya, Sonya Uly-Tabun, karena mencuri delapan batang bunga adenium. Bunga itu lalu dijual ke tetangganya dengan harga Rp 10 ribu per batang. Uang itu digunakan oleh Foni untuk biaya angkutan ke sekolah.
Simon menyatakan permintaan agar Foni dibebaskan karena terdakwa masih di bawah umur. Karena itu, dia juga meminta agar putusan hakim memperhatikan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 24. "Tuntutan itu bukan pidana penjara, tapi berupa tindakan dikembalikannya Foni kepada orang tua atau wali," katanya.
Hakim Anggota I, Jonikol Sine mengatakan, hakim akan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti fakta persidangan dan masa depan anak itu sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak sebelum menjatuhkan keputusan kepada Foni Nubatonis. "Kami akan lihat fakta persidangannya seperti apa," katanya.
Sidang dilanjutkan Selasa, 17 Januari 2012 dengan agenda putusan terhadap terdakwa. Foni Nubatonis dituntut dua bulan penjara karena dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana pencurian sesuai Pasal 362 jo 62 KUHP. Foni Nubatonis sudah dibebaskan dari penjara setelah penangguhan penahanan yang diajukan kuasa hukumnya diterima hakim.
YOHANES SEO
Berita terkait
Kisah GraceTak Kerjakan "PR" Sekolah Dijebloskan ke Penjara Anak
18 Juli 2020
Grace, anak keturunan Afrika-Amerika dijebloskan ke penjara anak oleh hakim di Michigan karena tidak mengerjakan tugas sekolah karena menderita ADHD.
Baca SelengkapnyaCegah Corona, 14 Ribu Narapidana dan Anak Sudah Bebas
2 April 2020
Sekitar 14 ribu narapidana dan anak sudah dibebaskan dan dikeluarkan dari lapas dalam rangka mencegah penyebaran Corona.
Baca SelengkapnyaMenteri Yasonna H Laoly Berlinang Air Mata di Penjara Khusus Anak
18 April 2018
Yasonna H Laoly beberapa kali menyeka air mata di pipi menyaksikan pertemuan ibu dan anak-anak yang menjadi penghuni LPKA Tangerang.
Baca SelengkapnyaKekerasan di Penjara Anak, PM Australia Turun Tangan
26 Juli 2016
Dalam rekamanan CCTV itu terlihat bagaimana para sipir menelanjangi, melecehkan, dan melanggar hak seorang bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaEmpat Anak Kabur dari LP Makassar
5 Mei 2014
Belum dapat memastikan penyebab kaburnya.
Baca SelengkapnyaHari Anak Nasional, Hak Tahanan Anak Harus Dijaga
23 Juli 2013
Pemerintah harus lebih peduli pada perlindungan hak tahanan anak di lembaga pemasyarakatan. Salah satunya, jangan menggabungkan dengan tahanan dewasa.
Baca SelengkapnyaBocah Divonis Penjara Akan Banding
8 Juni 2013
Setelah bebas, dia tinggal bersama wartawan lokal karena orang
tuanya tidak menghendaki dia pulang.
Komisi Anak Minta Tahanan Anak Bisa Ikut Ujian
12 April 2013
UU Sistem Peradilan Pidana Anak yang melarang penahanan anak baru berlaku pada 2014.
Baca SelengkapnyaCuri Cabai, Tiga Anak Mendekam di Penjara
14 Agustus 2012
Tiga anak ini menjual cabai curian untuk memperoleh uang jajan.
Baca SelengkapnyaTahanan Anak Mati, Keluarga Minta Sipir Diadili
16 Mei 2012
Sipir dianggap teledor karena tak mengetahui adanya penganiayaan yang melibatkan tahanan dewasa di sel tahanan anak.
Baca Selengkapnya