PDIP Dukung Aryanto Sutadi dan Zulkarnaen Pimpin KPK  

Reporter

Editor

Minggu, 27 November 2011 13:47 WIB

Aryanto Sutadi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Trimedya Pandjaitan, menyatakan fraksinya telah memegang 5 nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua di antaranya adalah calon dari kepolisian dan kejaksaan yang dianggap banyak pihak bermasalah. "Yunus Husein, Bambang Widjajanto, Abraham Samad, Aryanto Sutadi, dan Zulkarnaen akan kita lihat performanya dalam seleksi seperti apa," ujarnya di Jakarta, Sabtu 26 November 2011.

Senin besok Komisi Hukum DPR akan kembali melanjutkan proses seleksi calon pimpinan KPK yang sempat tertunda pekan lalu. Rencananya komisi hukum akan kembali memanggil Abraham Samad yang kemarin seleksinya tertunda karena ditemukan ada kesalahan administrasi dalam berkas laporan harta kekayaan sebagai calon penyelenggara negara.

Setelah Abraham, seleksi akan dilakukan untuk Aryanto Sutadi yang dapat banyak sorotan dari masyarakat. Aryanto dinilai tak layak karena mengaku kerap menerima pemberian dari seseorang pada saat sebagai perwira aktif di kepolisian. Ia menganggap perbuatan itu bukan sebagai kejahatan karena tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang.

Sedangkan Zulkarnaen yang pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur diduga kuat memanipulasi data hukum Lapindo. Dampaknya, kepolisian kesulitan membuktikan pelanggaran Lapindo dalam kasus semburan lumpur di Porong, Sidoarjo. Kasus itu pun terpaksa dihentikan. Tak hanya itu, Zulkarnaen sebagai alat negara juga pernah tidak melaporkan harta kekayaan kepada negara.

Trimedya mengatakan tak mempermasalahkan hal ini. Menurutnya, garis kebijakan politik partainya masih memandang perlu adanya representasi dari kepolisian dan kejaksaan. Ia mengatakan PDIP tak mau mengambil risiko menyerahkan lembaga besar dan penting seperti KPK kepada pihak yang tak berpengalaman. "Kami belum memiliki cukup keberanian untuk menyerahkan lembaga yang begini besar dan penting kepada orang yang belum berpengalaman," tutur dia.

Ia juga mengatakan tak memiliki catatan kritis soal kedua calon ini. Menurutnya PDIP hanya akan melihat seperti apa jawaban Ariyanto Sutardi soal tudingan ini dalam seleksi pekan depan. "Ya kami akan lihat jawabannya seperti apa terhadap informasi yang ditemukan panitia seleksi dan Komisi Hukum," ujarnya. Untuk Zulkarnaen, Trimedya juga mengatakan tak ada masalah yang berarti dengan Koordinator Staf Ahli Jaksa Agung ini. "Dia kan kariernya juga datar saja. Hanya pernah jadi Kajati di Jawa Timur dan Asisten Jamwas," ujarnya.

Sedangkan untuk Yunus Husein, ia mengatakan PDIP tak mempermasalahkan ia dianggap sebagai orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia mengatakan Yunus juga pernah dekat dengan Megawati sewaktu Ketua Umum PDIP ini mengangkatnya sebagai Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 2003 lalu. Namun ia mengatakan akan kembali menegaskan soal ini dalam uji seleksi besok. "Saya kenal Pak Yunus sejak 2003 di DPR, saat dia awal menjadi Ketua PPATK. Tapi, seperti apa track record-nya dan kedekatan dia dengan Istana, kami lihat dari jawabannya besok," katanya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Kepala PPATK Pertama Yunus Husein jadi Saksi di Sidang Haris Azhar, Jaksa Protes

2 Oktober 2023

Kepala PPATK Pertama Yunus Husein jadi Saksi di Sidang Haris Azhar, Jaksa Protes

Sidang pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidianty kembali digelar di PN Jakarta Timur

Baca Selengkapnya

BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut

6 Agustus 2021

BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut

KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.

Baca Selengkapnya

Yunus Husein Setuju Satgas Illegal Fishing Dibubarkan, Asal

10 Mei 2019

Yunus Husein Setuju Satgas Illegal Fishing Dibubarkan, Asal

Wakil Ketua Satuan Tugas atau Satgas Anti Illegal Fishing 115, Yunus Husein, tidak mempermasalahkan jika satgas yang ia pimpin harus dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Deputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK

4 Mei 2019

Deputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK

Dia mengatakan tak pernah diperiksa oleh Direktorat Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK.

Baca Selengkapnya

Catatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW

18 Oktober 2018

Catatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW

ICW merilis data mengenai 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti

18 Oktober 2018

Tanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti

ICW merilis data 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK

17 Oktober 2018

ICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK

ICW menyebut ada 19 pelanggaran kode etik di internal KPK para periode 2010-2018.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas

25 Oktober 2017

Tito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, selama di Polri, Dirdik KPK Aris Budiman tanpa cacat dan berintegritas.

Baca Selengkapnya

Kajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK

6 September 2017

Kajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK

Hasil telaah pengawas internal terhadap Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman sudah berada di tangan pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Komisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana

3 September 2017

Komisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana

Nasir berpendapat bahwa laporan Aris Budiman terhadap Novel tidak akan menganggu hubungan antara kepolisian dengan KPK.

Baca Selengkapnya