TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pembajakan di laut Somalia sudah menjadi perhatian masyarakat internasional dan akan dibahas dalam forum-forum multilateral.
"Maka langkah pencegahan dan pemberantasannya harus secara menyeluruh," katanya seusai rapat di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Senin 7 November 2011.
Ia menjelaskan, ratusan orang dari berbagai negara telah disandera perompak Somalia. Terakhir, kapal Chin Yi Wen, yang berbobot 290 ton, kehilangan kontak sejak 4 November lalu. Chin Yi Wen berisi 28 anak buah kapal, terdiri atas 9 warga Cina, 8 dari Filipina, 6 dari Indonesia, serta 5 dari Vietnam. Tapi pembajakan digagalkan oleh para ABK. "Ada beberapa ABK yang luka ringan.”
Beberapa kali warga Indonesia menjadi korban pembajakan, Menurut catatan Monitor Maritime Ecoterra International, sekitar 47 kapal asing dan lebih dari 500 pelaut pernah ditahan oleh pembajak Somalia.
Adapun soal Masadi, 43 tahun, yang diculik empat orang bersenjata di Nigeria sejak 23 Oktober lalu, Kepolisian RI baru mengirim surat kepada kepolisian Nigeria. "Kami meminta keterangan mengenai fakta kejadiannya,” kata juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, kemarin. Kepolisian juga berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri tentang upaya pembebasan.
Penculik meminta tebusan US$ 500 ribu (sekitar Rp 4,5 miliar). Masadi adalah mantan anggota staf Kedutaan Besar RI di Nigeria yang kini karyawan Orange Drugs Limited, perusahaan farmasi yang terkait dengan Kalbe Farma. Pria ini diculik di kontrakannya di Kota Kano, 1.100 kilometer dari Lagos, ibu kota Nigeria. Berdasarkan video yang dikirim ke KBRI pada 30 Oktober 2011, kondisinya sehat. Kasus ini mengganggu kerja 350 warga Indonesia di Nigeria.
LIRA GUSLINA | FRANSISCO R