TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan, Indonesia telah menandatangani kesepakatan (MoU) dengan Pakistan untuk memperat hubungan bilateral. Kerjasama tidak hanya dibidang politik tetapi juga perdagangan, investasi, budaya, pengetahuan, dan terutama memerangi terorisme. Hal ini disampaikan Wirajuda usai mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri melakukan lawatan ke luar negeri, Rabu (17/12). Rombongan lawatan presiden ini tiba di tanah air setelah berkunjung ke Jepang, Cina dan Pakistan, Rabu (17/12), sekitar pukul 02.40 WIB. Presiden didampingi suami, Taufik Kiemas, dan Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Rini Soewandi. Menurut Wirajuda, bentuk kongkretnya dalam memerangi terorisme, ditandatangai MoU Counter Terorism, dimana kedua negara bekerja sama dalam hal pertukaran informasi intelijen dan pertukaran penggalangan kemampuan. Menurutnya, Indonesia dan Pakistan memiliki kesamaan yaitu sebagai negara korban dari tindak pidana terorisme. Selain itu kedua negara juga memiliki penduduk mayoritas Islam. "Jadi Indonesia dan Pakistan punya banyak alasan untuk bekerja sama," kata dia. Mengenai keterlibatan enam mahasiswa Indonesia demngan jaringan teroris, menurut Hassan, hal itu tidak dibicarakan dalam pertemuan bilateral. Sebab, masalah itu dinilai telah selesai sebelum kunjungan Presiden. Pakistan telah menyerahkan sepenuhnya penanganan keenam mahasiswa itu kepada Pemerintah Indonesia. "Mereka tidak mengungkit atau mengharap apapun," kata dia. Bagi Indonesia yang penting adalah bukti-bukti yang diperlukan untuk proses hukum, bukan atas dasar asumsi atau dugaan Pakistan. Kapolri Jenderal (Pol.) Da'i Bachtiar menambahkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan terhadap keenam mahasiswa itu. Dugaan sementara, mereka memang terkait dengan jaringan terorisme. Namun untuk meningkatkan status menjadi tersangka perlu pemeriksaan lebih lanjut. Polri baru akan membebaskan mereka bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada keterkaitan sama sekali. Retno Sulistyowati - Tempo News Room
Berita terkait
Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai
5 menit lalu
Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai
Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.