TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Tujuh kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini mengalami krisis air bersih. Mata air dan belasan sungai yang menjadi kantong air telah mengering sejak sebulan terakhir.
Berdasarkan pantauan Tempo, tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih adalah Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Sukosewu, Temayang, Ngasem, Bubulan, dan Kecamatan Kasiman.
Krisis air bersih akan terus meluas. Apalagi sudah lebih dari dua bulan terakhir ini wilayah kabupaten yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah itu tidak pernah turun hujan.
Beberapa anak sungai Bengawan Solo seperti sungai di Kalitidu, Semarmendem, sungai di Padangan, juga sungai di kawasan Tinggang, sudah kering akibat kemarau panjang.
Sejumlah desa yang selama ini mengandalkan sumber air dari anak sungai Bengawan Solo harus berjalan kaki hingga tiga kilometer untuk mencari air bersih di beberapa lokasi mata air (sendang). Debit air di setiap sendang juga kian kecil.
Desa-desa yang paling parah di antaranya Desa Wotanngare, Ngasem, Sidomukti, Besah, dan Desa Sambeng.
Sebagian warga bahkan terpaksa membeli air bersih, yakni air galon isi ulang untuk keperluan minum dan memasak. Warga pun tidak bisa setiap hari mandi dan mencuci pakaian. ”Air terbatas dan sulit didapat. Ya, harus hemat karena musim kemarau masih panjang,” ujar Fathoni, warga Desa Sidomukti, ketika ditemui Tempo, Minggu, 11 September 2011.
Selain tujuh kecamatan yang meliputi 23 desa masih ada beberapa kecamatan lain yang juga rawan krisis air bersih. Terutama di daerah terpencil seperti Kecamatan Margomulyo, Ngraho, dan sebagian di Kedewan yang terletak di Bojonegoro bagian barat daya dan barat laut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bojonegoro, Kasiyanto, mengatakan pihaknya akan mendistribusikan bantuan air bersih. Warga yang membutuhkan air bersih diminta melaporkan ke desa untuk kemudian dikoordinasi pelaksanaannya oleh pihak kecamatan. ”Prosedurnya memang seperti itu agar jelas pendistribusiannya kepada yang paling membutuhkannya,” ujarnya kepada Tempo Minggu siang, 11 September 2011.
Kasiyanto mengakui dari 23 desa di tujuh kecamatan yang sudah termonitor tersebut masih ada beberapa lokasi yang belum dilaporkan kepada BPDB Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem. Namun di daerah ini kerap mendapat suplai air bersih melalui mobil tangki dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Diakui Kasiyanto, pihaknya tidak bisa segera memenuhi secara serentak kebutuhan air bersih di seluruh desa. Jumlah armada mobil tangki air sangat terbatas, yakni hanya empat unit. Jarak desa-desa yang mengalami krisis air bersih juga cukup jauh.
SUJATMIKO
Berita terkait
Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10
9 hari lalu
World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air
Baca SelengkapnyaMahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok
47 hari lalu
Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
Baca SelengkapnyaBRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?
51 hari lalu
BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.
Baca SelengkapnyaBRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air
28 Februari 2024
Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.
Baca SelengkapnyaDalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat
16 November 2023
Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, BPBD Tangsel terus mendistribusikan air bersih.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air
29 Oktober 2023
Kebakaran hutan Gunung Merbabu, Jawa Tengah yang telah merambah wilayah Kabupaten Boyolali menyebabkan pipa saluran air bersih
Baca SelengkapnyaAntisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup
16 Oktober 2023
Kepala BMKG mengatakan perubahan gaya hidup menjadi kunci mengantisipasi krisis air dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaBMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum
13 Oktober 2023
Salah satu penyebab utama krisis air bersih adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara.
Baca SelengkapnyaAncaman Krisis Air Bersih di Jakarta, Anggota DPRD: Terlalu Banyak Penduduk
9 Oktober 2023
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta minta pemerintah DKI Jakarta kendalikan jumlah penduduk yang dianggap jadi penyebab munculnya krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut PAM Jaya Akan Kerja Sama dengan PUPR untuk Atasi Krisis Air Bersih
4 Oktober 2023
PAM Jaya bangun reservoir komunal Waduk Pluit bertujuan untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah Rusun Waduk Pluit,
Baca Selengkapnya