Sabam Sirait: Ada Kesalahan Penafsiran Soal Rangkap Jabatan Megawati

Reporter

Editor

Kamis, 24 Juli 2003 09:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ada penafsiran yang berbeda terhadap pernyataan Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP soal perangkapan jabatan presiden sekaligus Ketua Umum PDIP yang saat ini diemban oleh Megawati Soekarnoputri. Menurut salah seorang anggota Deperpu, Sabam Sirait, pihaknya tidak pernah mengusulkan agar Megawati mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua umum partai atau menunjuk pelaksana harian partai. “Jadi tidak ada penolakan atau menerima usulan karena Deperpu tidak pernah secara resmi mengusulkan (pelepasan jabatan ketua umum partai), “ kata dia. Deperpu sendiri, ungkap dia, terakhir menyampaikan usulan resmi kepada DPP pada bulan Agustus tahun lalu yang tetap meminta agar kedua jabatan itu dipegang oleh Megawati. Lebih lanjut Sabam menjelaskan pernyataan Deperpu bahwa jabatan partai akan berakhir setelah kewajiban kepada negara dimulai. maksudnya jika terjadi konflik kepentingan. Namun jika konflik kepentingan tidak ada maka rangkap jabatan tidak masalah. Kalaupun terjadi konflik kepentingan nantinya, lanjut dia, pastilah Megawati sebagai ketua umum partai harus mementingkan negara. ”Itu interpretasi dari ucapan my loyality to party end when my loyality to country begin. Dan ketika saya jelaskan itu Megawati mempunyai tafsiran yang sama,” kata dia menjelaskan ungkapan yang sama yang dulunya dipakai Presiden Sukarno. Sabam menolak berkomentar saat ditanya apakah Megawati lebih menyukai rangkap jabatan. Hal itu bukan masalah suka atau tidak suka tetapi perjuangan yang harus dijalankan sebagai tugas yang diamanatkan baik oleh Kongres Partai maupun Ketetapan MPR. “Tentu Mega lebih mementingkan negara ketimbang partai. Jadi hal ini tidak perlu dipertentangkan karena partai demi untuk rakyat banyak dan bagian dari kecenderungan umum,” ujar Sabam. Ketika ditanya mengenai komentarnya tentang mengapa Megawati tidak mengikuti langkah ayahnya Soekarno yang melepaskan partai saat memimpin negara, Sabam menjawab kondisi keduanya berbeda.Menurutnya Soekarno ada pada masa melawan kolonialisme dan imperealisme sedangkan Megawati dalam masa demokrasi. "Apalagi Presiden Soekarno sudah menjadi pimpinan seluruh rakyat Indonesia sebelum dirinya memimpin negara," kata dia. Namun, lanjut dia pada masa transisi demokrasi politik sekarang ini tidak mungkin seorang pimpinan negara tanpa adanya dukungan atau relasi dari partai politik. "Jadi, memang konsidinya yang berbeda”, kata dia. Sabam dan Frans Seda dalam rapat kali ini memang sengaja hadir untuk menjelaskan berkembangnya wacana perangkapan jabatan. Sebelumnya anggota Deperpu lainnya, Roeslan Andulgani dan Soetardjo Soerjoguritno melemparkan usulan agar tidak ada perangkapan jabatan. Masalah itu juga sempat dikomentari Gubernur Lemhanas Ermaya Surasdinata agar para pejabat negara melepaskan jabatannya di partai politik. (Dede Ariwibowo- Tempo News Room)

Berita terkait

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

16 menit lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

52 menit lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

1 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

1 jam lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

2 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

2 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya