Di Yogya, Aktivis Enam Negara Sharing Penanganan Bencana

Reporter

Editor

Jumat, 15 Juli 2011 17:41 WIB

Dinding runtuh menimpa mobil setelah hujan lebat di Lomas del Guijarro, Tegucigalpa (23/8). REUTERS/Edgard Garrido

TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - Setidaknya 52 aktivis dari enam negara di Asia bertemu di Yogyakarta untuk saling berbagi pengalaman soal penanganan bencana alam. Mereka berasal dari China, India, Indonesia, Thailand, Filipina dan Vietnam dan alumni Fellowship Program (IFP) Ford Foundation.

" Keadilan sosial ini diharapkan bisa diadaptasi baik dari sisi pemerintah maupun smeua pihak termasuk NGO" kata Mary Zurbuchen, Direktur Internasional Fellowship Program dari Ford Foundation di Yogyakarta, Jumat 15 Juli 2011.

Menurut Mary, salah satu yang dibahas adalah soal kearifan lokal dalam menangani bencana. Terutama menciptakan keadilan sosial bagi para korban dan komunitas.

Para aktivis itu juga akan saling berbagi soal bagaimana menangani bencana. Terutama di kawasan yang dikelilingi ring of fire. “Seperti di China, ketika peristiwa bencana terjadi, pemerintah mengambil tanggung jawab itu,” katanya." Di Indonesia misalnya, kelompok civil society dan NGO bersama pemerintah melakukan tindakan bersama-sama" .

Para aktivis juga mempresentasikan pengalaman mereka selama terlibat dalam bencana di daerah mereka. Sebagai contoh, Pannee Samerpak asal Thailand dengan tulisannya berjudul Disaster Risk Reduction and Climate Change Adaptation Recources: Case Study Adapting Organic Jasmine Rice Farmers to Climate Change in Yosothorn Thailand menceritakan usaha-usaha membuat tanaman pertanian, khususnya padi organik yang dapat beradaptasi pada perubahan iklim di daerah Thailand Utara.

Adapun aktivis asal Filipina, Angela Toledo Bruno (Filipina) menceritakan pemetaan dan pengidentifikasian atas area-area yang rentan terhadap banjir dengan menggunakan Geographic Information System (GIS) di daerah aliran air seperti Manupali, Taganibong, dan Maramag di Bukidnon, Filipina.

Ketua Presidium IFP Indonesia, Ahmad Zaki menambahkan, konferensi yang membahas perubahan iklim ini lebih menekankan pada penanganan dan manajemen bencana yang baik agar tercipta social justice (kebijakan sosial) bagi semua kalangan.

Beberapa hasil yang diharapkan, katanya, mendokumentasikan pengalaman, ide penanganan bencana dalam menciptakan social justice yang bisa diadaptasi oleh pihak terkait termasuk pemerintah, perumusan komitmen dan rencana kerja khususnya di kawasan Asia dalam merespon perubahan iklim.

BERNADA RURIT

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya