Banjir terjadi lantaran debit air Sungai Mahakam meluap dan merendam rumah warga yang ada di bantaran sungai.
Delapan desa yang terendam air yaitu Desa Liang Buaya, Desa Sedulang, Desa Tunjungan, Desa Puan Cepak, Desa Sabintulung, Desa Muara Kaman Ilir, Desa Menamang Kiri dan Desa Menamang Kanan.
Pelaksana Harian Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kutai Kartanegara Darmansyah, membenarkan delapan desa di kecamatan Muara Kaman terendam banjir. Meski demikian, kata Darmansyah, ketinggian air masih dalam batas normal. "Banjirnya masih aman, tapi masih naik terus ketinggian air,” ujarnya saat dihubungi, Selasa, 3 Mei 2011. “Kami tetapkan siaga III untuk banjir Muara Kaman sampai hari ini”.
Darmansyah mengungkapkan jika ketinggian air terus bertambah, bukan tidak mungkin status siaga ditingkatkan. Menurut dia, banjir di Kecamatan Muara Kaman biasanya memang berlangsung lama dan ketinggian air mencapai satu meter di dalam rumah warga.
Ia menyatakan, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kutai telah meninjau ke lokasi kemarin. Berdasarkan pantauannya, seluruh warga korban banjir masih memilih bertahan di rumah mereka masing-masing.
Dia mengungkapkan Satuan Pelaksana Kutai saat ini sudah menyiapkan seluruh peralatan, di antaranya peralatan untuk mengevakuasi warga. Begitu juga dengan bantuan makanan dari Dinas Sosial setempat telah disiapkan jika ada warga mengungsi dan membutuhkan makanan.
Kepala Desa Liang Buaya Ishar Alli membenarkan jika desanya hingga kini masih terendam air hingga ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Karena pemukiman warga rumah panggung, kedalaman air di dalam rumah mencapai hingga 1 meter.
Ishar menyatakan, sebanyak 85 kepala keluarga atau 425 jiwa yang rumahnya terendam banjir. "Itu rumah warga yang permanen, tapi ada warga yang tinggal di rumah rakit, mereka tak kebanjiran karena tinggal dirakit jadi bisa menyesuaikan," katanya saat dihubungi, Selasa, 3 Mei 2011.
Ia menuturkan, seluruh warga yang rumahnya terendam banjir masih memilih bertahan. Mereka umumnya membuat rampa, lantai buatan yang bersifat darurat di dalam rumah.
Ishar menyatakan, sejak banjir melanda hingga hari ini, belum ada bantuan dari Pemerintah Daerah setempat. Padahal, menurut dia, warga korban banjir sangat membutuhkan bantuan. "Belum ada bantuan," ujarnya.
FIRMAN HIDAYAT