Beras Korban Banjir Malaka Barat Mengendap di Kantor Camat
Jumat, 22 April 2011 10:39 WIB
TEMPO Interaktif, KUPANG - Sekitar lima ton beras bantuan bagi korban banjir di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Jumat (22/4) masih mengendap di kantor camat.
Bantuan beras tersebut berasal dari Pemerintah Kabupaten Belu dan Pemerintah Provinsi NTT. Namun, sudah sepekan berada di kantor camat belum juga didistribusikan.
Seperti diberitakan sebelumnya, 12 desa di Kecamatan Malaka Barat terendam banjir setinggi 1 hingga 2 meter.
Sejak akhir Maret 2011 sudah 6 kali terjadi banjir akibat jebolnya tanggul penahan air di Sungai Benanain. Pemerintah setempat belum memperbaiki tanggul meski dana Rp 3,6 miliar telah tersedia.
Sejumlah kepala desa mengeluhkan belum didistribusikannya beras kepada para korban. Bahkan tak hanya beras, tapi juga sejumlah bantuan lainnya seperti mi instan, ikan kaleng, dan sabun.
Salah seorang kepala desa yang enggan disebut indentitasnya menghubungi Tempo, mengadukan buruknya proses distribusi bantuan kepada para korban. "Tolong beritahukan kepada camat untuk segera menyalurkan bantuan," kata kepala desa tersebut, Jumat (22/4). Menurut dia, para korban banjir sudah mulai kelaparan. Persediaan makanan yang mereka miliki sudah habis. Mereka hanya bertahan dengan makan pisang dan ubi.
Selain itu, hingga hari ini banjir masih terus terjadi. Warga Desa Lasae dan Umato'os, Kecamatan Malaka Barat, harus diungsikan menggunakan perahu karet ke tempat yang lebih aman. ”Warga kami ungsikan ke wilayah Kecamatan Welimen karena aman dari banjir,” ujar Kepala Desa Lasae Bernadus Nakseran.
Adapun yang masih bertahan di tempat pengungsian di Kecamatan Malaka Barat sekitar 15 kepala keluarga.
Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh keterangan dari Camat Malaka Barat Eduardus Klau ihwal mengendapnya bantuan di kantor camat. Menurut Wakil Bupati Belu Ludovikus Taolin, bantuan sulit didistribusikan karena akses jalan menuju lokasi banjir putus total. "Kami ingin bantuan bisa secepatnya diterima para korban banjir. Tapi harus lewat mana karena jalan putus," ujarnya.
Jembatan Kada yang menghubungkan Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, dengan desa-desa yang menjadi sasaran banjir di Kecamatan Malaka Barat juga rusak total. YOHANES SEO.