“Presiden Wahid Disambut Hangat Pemerintah Australia”
Selasa, 2 Desember 2003 10:44 WIB
“Saya positif mengatakan bahwa sambutan dari pemerintah Australia sangat antusiastik,” kata Sujadnan. Menurut dia, hadirnya Gubernur Jenderal Australia William Deane, Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer, serta Ketua Partai Buruh Australia Kim Beazley, menunjukkan besarnya perhatian pemerintah Australia kepada Indonesia, karena, menurut dia, “Kalau sudah sampai disambut oleh mereka, bahkan pihak oposisipun hadir, bisa dikatakan sebagai sambutan yang sangat luar biasa untuk kita.”
Antusiasme pemerintah Australia itu, kata Sujadnan, adalah suatu bentuk keseriusan Autralia untuk membina kembali hubungan dengan Indonesia yang sempat renggang beberapa waktu lalu akibat masalah Timor Timur. “Apalagi, saat ini mereka tahu betul kedatangan Presiden dalam masa sulit Indonesia. Sehingga, mereka berupaya menunjukkan bahwa pemerintah Australia benar-benar ingin memperbaiki hubungan bilateral Indonesia – Australia,” ungkapnya.
Sujadnan juga mengungkapkan, sinyal-sinyal keseriusan itu juga diperlihatkan dengan langsung hadirnya Perdana Menteri John Howard untuk mengundang Presiden Wahid untuk sebuah jamuan makan malam kenegaraan. “Mereka juga tak peduli, walaupun Presiden sudah membatalkan kedatangannya (ke Australia) empat kali. Pokoknya, mereka tetap menunggu presiden dan menyambut hangat kedatangan beliau,” tandas Sudjadnan dengan suara yang cukup keras. Isu bahwa Presiden Wahid akan disambut demonstrasi, kata dia, tidak terbukti sama sekali.
Senin malam ini, menurut Sujadnan, Presiden Wahid hanya menghadiri acara-acara seremonial. Setelah jamuan, Presiden akan langsung menuju Hotel Hyatt, tempat Presiden dan rombongan menginap.
Rencananya, Selasa (26/6) pagi waktu setempat, Presiden Wahid dan PM Howard akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bidang pariwisata. Menurut Sujadnan, Australia dan Indonesia akan bekerjasama dalam bentuk pelatihan bidang pariwisata yang diinstrukturi langsung oleh ahli pariwisata Australia. Pelatihan tersebut diutamakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang pariwisata. “Tapi, tak akan ada pembicaraan mengenai bantuan dana,” tegas Sujadnan membantah kemungkinan Australia menyokong Indonesia dalam bentuk dana.
Selain masalah pariwisata, ungkap Sujadnan, Presiden Wahid dan PM Howard juga akan melakukan pembicaraan serius mengenai hubungan bilateral RI – Australia. “Pembicaraan yang menyangkut substansi hubungan bilateral antara Indonesia-Australia,” kata dia. Dirinya menolak untuk menjawab lebih detail mengenai isi pembicaraan tersebut. “Kami belum mendapat izin untuk menyebarkan ini kepada pers,” jelas Sujadnan singkat.
Sore harinya, Presiden akan melanjutkan perjalanan ke Sidney, yang menurut jadwal sebelumnya harus dilakukan pada pagi hari. (Sri Wahyuni)