Tulisan Wartawan Tempo Terpilih Menjadi Buku  

Reporter

Editor

Sabtu, 12 Maret 2011 12:25 WIB

Petani apel di Malang, Jawa Timur. TEMPO/Aman Rochman
TEMPO Interaktif, Malang- Laporan mendalam yang dibuat wartawan Tempo Bibin Bintariadi berjudul Musnahnya Maskot Kota Batu terpilih menjadi satu dari sepuluh tulisan karya para jurnalis se-Indonesia yang diterbitkan menjadi buku. Buku itu diterbitkan oleh Organisasi Wartawan Lingkungan Society of Indonesian Envirenmental Journalists (SIEJ).

Tulisan Bibin menceritakan tentang dampak perubahan iklim terhadap produksi apel petani di kota Batu dan dimuat di Koran Tempo pada Oktober 2010 lalu. “Selain Bibin, ada sembilan lagi karya jurnalis yang kami rangkum dalam satu buku,” kata Chairman SIEJ, IGG Maha Adi, ketika menjadi pembicara dalam peluncuran dan diskusi buku “Jurnalis dan Perubahan Iklim di Indonesia”, di Profauna Petung Sewu Malang, Sabtu (12/3).

Menurut Maha Adi, setidaknya terdapat 50 jurnalis yang mengirimkan usulan tulisan ke SIEJ. Hanya saja, setelah dilakukan proses pemilihan hanya 10 yang terpilih. “Banyak yang tidak fokus, hanya sepuluh ini kira-kira yang layak dibukukan,” ujarnya.

Selain tulisan bibin, tulisan para jurnalis lain yang terpilih untuk diterbitkan dalam buku itu berjudul Ketinggian Rob Tidak Seimbang dengan Penurunan Tanah, Petani Kesulitan Manfaatkan Info Cuaca, Saatnya Petani Deteksi Cuaca Sendiri, Bedono Tenggelam, Wereng Merajalela Petani Tak Berdaya, Aksi Adaptasi di Ciptagelar, Berjibaku dengan Rob di Pesisir Jakarta, Petani Melawan Perubahan Iklim, dan Bersahabat dengan Iklim.

“Yang membanggakan, kumpulan tulisan para jurnalis ini pernah kita bagikan dan mendapatkan tanggapan yang menarik saat Konfersi perubahan iklim di meksiko akhir tahun lalu,” kata Maha Adi.

Didik Suprayoga, pemerhati masalah iklim dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang mengatakan, buku ini menginspirasi bahwa perubahan iklim tidak hanya wacana. “Para jurnalis berhasil membumikan perubahan iklim kedalam sebuah tulisan yang sangat menyemangati,” kata Didik.

Didik berharap, jurnalis lebih banyak lagi mengeluarkan tulisan-tulisan seperti ini. Apalagi perubahan iklim saat ini sudah sangat membahayakan. “Menurut penelitian, jika air laut naik setengah meter saja, maka pulau jawa akan hilang 113 ribu hektar. Dan jika naiknya 1 meter maka hilang 146,5 hektar,” kata dia.

FATKHURROHMAN TAUFIQ/ABDI PURMONO

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

5 Maret 2024

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

Komite Publisher Rights bertugas menyelesaikan sengketa antara perusahaan pers dan perusahaan platform digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

5 Maret 2024

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

Ninik mengatakan, Komite Publisher Rights penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jurnalistik.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

23 Februari 2024

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

23 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

Pemerintah bakal mengatur hubungan kerja sama platform digital dengan perusahaan pers setelah Presiden Jokowi meneken Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

22 Februari 2024

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

Meta menanggapi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

22 Februari 2024

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

21 Februari 2024

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

Perpres Publisher Rights dinilai membuka ruang bagi model bisnis baru di luar model bisnis yang mengandalkan impresi atau pencapaian traffic.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

21 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

AMSI optimistis Perpres Publisher Rights akan membuka jalan bagi negosiasi bisnis yang setara antara platform digital dan penerbit media digital.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

21 Februari 2024

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

Jokowi mengatakan semangat awal dari Peraturan Presiden tentang Publisher Rights adalah ingin membentuk jurnalisme berkualitas.

Baca Selengkapnya