Serikat Rakyat Miskin: Pemerintah Gagal Kurangi Angka Kemiskinan
Reporter
Editor
Senin, 18 Oktober 2010 13:46 WIB
Hari antikemiskinan internasional di Alun-alun Purwokerto (18/10). TEMPO/ Aris Andrianto
TEMPO Interaktif, Purwokerto – Puncak peringatan Hari Antikemiskinan Internasional yang jatuh pada hari ini, Senin (18/10), diperingati oleh puluhan pemuda dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia dengan menggelar demonstrasi. Mereka juga menyanyikan lagu Internasionale sebagai wujud dukungan terhadap perjuangan buruh dan kaum miskin kota.
“Bohong besar jika pemerintah berhasil mengurangi angka kemiskinan,” kata Koordinator aksi, Agus Ade Budi saat aksi.
Unjuk rasa diikuti oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. Mereka melakukan aksi di depan Alun-alun Kota Purwokerto dengan membawa beberapa spanduk dan pamflet.
Agus mengatakan, pemerintahan saat ini telah gagal menurunkan angka kemiskinan. Menurutnya, klaim pemerintah dan Badan Pusat Statistik soal angka kemiskinan tidaklah sesuai dengan realitas yang ada.
Mereka juga mengecam pemotongan berbagai macam subsidi yang memberatkan rakyat miskin. “Pemerintah semakin menjadikan bangsa ini sebagai bangsa kuli dan bangsa inlander,” ujarnya.
Setelah berorasi, mereka membacakan empat tuntutan kepada pemerintah. Pertama, menolak pembangunan berdasarkan Millennium Development Goals (MDGs) yang dinilai menjadi akar problem kemiskinan. Kedua, mengubah kriteria miskin versi BPS karena dinilai tidak berpijak pada realitas kehidupan ekonomi rakyat. Ketiga, menuntut presiden agar memperbesar anggaran pendidikan dan kesehatan untuk rakyat miskin. Keempat, menolak segala bentuk proyek jaminan sosial nasional yang dinilai tidak menyelesaikan problem kesehatan masyarakat seperti Jamkeskas.
Setelah pembacaan tuntutan kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu Internasionale dan Indonesia Raya.