Prasasti Abad 14 Ditemukan di Sungai Cikapundung

Reporter

Editor

Selasa, 5 Oktober 2010 22:16 WIB

Sungai Cikapundung, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Sebongkah batu besar prasasti tergolek di depan rumah warga yang berjarak 10 meter dari tepi Sungai Cikapundung, Kota Bandung. Prasasti itu diperkirakan dibuat pada abad ke-14 atau 15.

Prasasti itu berada tepat di depan rumah Oong Rusmana, 62 tahun. Warga RT 07 RW 07 Kampung Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, tersebut mengaku batu prasasti itu sudah ada sejak ia menempati rumah pada 1957. "Saya mah nggak peduli, tahunya batu itu ada tulisannya aja," kata dia di rumahnya, Selasa (5/10).

Dari pantauan Tempo, prasasti dari batu kali itu cukup besar. Dari pengukuran, lebarnya 180 sentimeter, tinggi dari tanah 55 sentimeter, sedangkan panjang belum diketahui persis. Soalnya, selain batu terkubur tanah, sisa yang tak tampak itu menghunjam ke dalam rumah.

Prasasti itu pertama kali dilaporkan Budi Sutiyana, 32 tahun, anak Oong Rusmana ke peneliti madya Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Nandang Rusnandar pada 2006 lalu. Nandang kemudian beberapa kali bolak-balik ke lokasi. Tujuannya untuk membaca tulisan yang tertera di bagian batu yang menghadap ke jalan gang.

Menurut Nandang, tulisan dipastikan memakai aksara Sunda kuno. Ia membantah tulisan itu buatan seseorang di zaman modern. "Karena yang tahu aksara Sunda kuno cuma segelintir orang," katanya di lokasi prasasti.

Tulisan tersusun dua baris, terdiri dari 6 huruf di bagian atas sepanjang 15 sentimeter dan 12 huruf di deretan bawah sepanjang 20 sentimeter. Adapun tinggi setiap huruf berkisar 2,5-3 sentimeter. Di sisi kiri tulisan tercetak juga telapak kaki seukuran bayi, di bagian atas terdapat ukiran seperti bunga, dan telapak tangan kecil di bagian kanan aksara.

Rangkaian aksara dalam prasasti, menurut Nandang, dibaca sebagai unggal jagat jalma hdap. Artinya, "Setiap manusia di muka bumi akan mengalami sesuatu," ujarnya. Arti tulisan itu didapat setelah ia membandingkannya dengan 57 jenis aksara kuno.

Telapak kaki dan tangan melambangkan kekuasaan. Prasasti tersebut kemungkinan menandakan wilayah kekuasaan Raja tertentu.

Kalimat prasasti yang bernada peringatan itu, ujarnya, sama seperti temuan prasasti di Kawali, Kabupaten Ciamis. Sejauh ini, dugaan tahun pembuatan masih diteliti. Diperkirakan muncul pada abad 11, 14, atau 18. Abad termuda tersebut kemungkinan bekas peninggalan kerajaan Palasari yang berada di wilayah cekungan Bandung. "Tapi bisa jadi hasil perjalanan pemindahan ibukota Bandung dari Dayeuh Kolot (Kabupaten Bandung) ke (wilayah) Kota Bandung sekarang," ujarnya.

Balai Pelestarian kini berupaya meneliti angka tahun pembuatan prasasti tersebut.


ANWAR SISWADI

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

15 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

50 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

58 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya