Ribuan Warga di Kaki Gunung Karang Pandeglang Mengungsi
Reporter
Editor
Senin, 25 Agustus 2003 11:59 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Ribuan warga yang tinggal di kaki Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang, Banten mulai diungsikan menyusul musibah longsor yang terjadi di gunung ini, Jumat (3/1) dinihari. Keterangan yang dihimpun Tempo News Room menyebutkan, kendati misibah longsor belum sempat menerjang rumah penduduk, tetapi batu kerikil dan sebagian tanahnya sudah hampi mendekati perkampungan penduduk. Di kaki Gunung Karang ini terdapat sekitar 900 Kepala Keluaraga yang bermukim di Desa Pager Batu. Menurut beberapa penduduk disana, bencana longsor itu mulai terjadi sekitar pukul 03.00 Jumat (3/1). Warga sempat mendegar mendegar suara gemuruh dari atas gunung. "Besoknya setelah kami lihat memang terjadi longsior tanah tergeser sekitar 300 meter kebawah, hingga mendekati beberapa rumah penduduk. Kami khawatir, musibah ini kan terulang kembali," kata Badri, salah seorang Ketua RT di Desa Pager Batu. Wakil Kepala Polisi Resort (Wakapolres) Pandeglang, Komisari Polisi Sugiono ketika dihubungi mengakuo adanya musibah longsir tersebut. Untuk menghindari terjadinya korban jiwa, katanya, pihaknya telah memerintah anak buahnya untuk stanby dilokai kejadian. "Kendati Kami juga telah mengevakuasi beberapa penduduk yang rumahnya memang terancam kena musiba longsor," kata Sugiono. Sementara itu, ditempat terpisah sekitar 2.000 murid sekolah dasar (SD) Madrasah Tssanawiyah dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kabupaten Pandeglang terpksa menghentikan kegiatan belajar mengejar, akibat ruang belajar mereka teredam banjir setinggi 1,5 meter. Banjir yang menggenangi sekolah-sekolah ini terjadi akibat menluapnya beberapa sungai setelah diguyur hujan selama sepakan terahir ini. Dari ribuan siswa itu, sekitar 1.300 murid diataranya beraswal dari 10 SD di Kecamatan Patia, dan 350 siswa SMU dan 300 pelajar Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Munjul. Mereka diliburkan sejak Sabtu (4/1) sambil menunggu surutnya air. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Drs Siswara kepada Tempo News Room membenarkan adanya penghentian kegiatan belajar mengajar sejumlah sekolah yang terkena banjir tersebut. "Data yang kami peroleh sekolah yang paling banyak teredam banjir yakni di kecamatan Patian dan Munjuk. Berutung samoai saat ini, bangunan-bangunan sekolah tersebut tidak rusak sehingga bisa tetap digunakan bila airnya surut,' kata dia. Menurut dia, dari 12 bangunan sekiolah yang teredam itu, sebagian siswa berhasil mengamankan beberapa dokumen sekolah. Tetapi ada pula beberapa banguanan sekolah yang terendam berikut isinya teramsuk rapor siswa yang belum sempat dibagikan.. Catatan Tempo News Room, musibah gempa bumi dan banjir yang melanda Kabupaten Pandeglang setahun terakhir ini telah merusak ratusan bangunan sekolah. Pada wal 2001 lalu, tercatat 693 gedung sekolah dasar di daerah yang dinyatakan rusak akibat bencana alam. Pada tahun tersebut Pemerintah Kabupaten Pandeglang baru bisa merabilitasi 86 unit gedung sekolah yang rusak tersebut. Faidil Akbar --- TNR
Berita terkait
Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia
5 menit lalu
Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia
Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.