TEMPO Interaktif, Situbondo:Korban banjir bandang disertai lumpur di Kabupaten Situbondo pada Senin malam hingga Selasa kemarin terus bertambah. Data terakhir, Rabu (6/2), tercatat 22 korban tewas terseret arus, sedang 4 korban hilang termasuk anggota Polsek Mangaran, Bripka Jumadi. Hingga saat ini pencarian terus dilakukan. Selain itu, bencana paling besar yang menimpa kota santri selama sepuluh tahun terakhir itu juga merusak dan menghanyutkan 1.243 rumah di Kecamatan Panarukan dan kawasan kota. Ditambah lagi kejadian parah di Kecamatan Wdoro Payung, sebanyak 48 rumah rusak dan hanyut. “Sedang kerugian ekonomi masyarakat ditaksir Rp 42,2 miliar,” ujar Wakil Bupati Situbondo Soeroto kepada Tempo News Room. Hari ini, Bupati M. Diaaman melakukan pertemuan dengan DPRD Kabupaten Situbondo. Agendanya, membahas rencana rehabilitasi terhadap pemukiman yang rusak, juga memperbaiki sarana dan prasarana umum termasuk kantor pemerintahan yang berantakan karena diterjang banjir bandang tersebut. Menurut Soeroto, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana Rp 1 miliar untuk program rehabilitasi warga, yang diambil dari APBD pos perbaikan gedung-gedung. Untuk korban meninggal mendapat bantuan Rp 100 ribu per jiwa. “Sementara, santunan untuk rumah rusak berat Rp 200 ribu dan rusak menengah Rp 150 ribu. Aparat pemerintahan, saat ini tengah melakukan pendataan di lapangan,” ujar Soeroto. (Kukuh S. Wibowo)
Berita terkait
Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
11 menit lalu
Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet