Pengangguran Intelektual di Nusa Tenggara Timur 12,2 Persen
Senin, 10 Mei 2010 14:40 WIB
TEMPO Interaktif, Kupang - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) Poltak Siahaan mengatakan pengangguran intelektual atau sarjana yang menganggur pada 2010 mencapai 12,2 persen dari total angkatan kerja sebanyak 44.900 orang.
Mayoritas pekerja di daerah ini hanya tamatan sekolah dasar (SD), yakni mencapai 65,89 persen. Sarjana yang bekerja juga hanya sebesar 2,32 persen.
"Pengangguran intelektual di NTT masih cukup tinggi," kata Poltak Siahaan ketika memberikan keterangan kepada pers di Kupang, Senin (10/5).
Menurut dia, jumlah angkatan kerja di NTT mencapai 2,3 juta orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 83 ribu lebih adalah pengangguran. Jumlah pengangguran ini mengalami peningkatan sebesar 18 ribu lebih, dari 65 ribu orang pada 2009 lalu.
Dari jumlah angkatan kerja itu, lanjutnya, penduduk yang bekerja di NTT mencapai 2 juta orang lebih, atau bertambah 26 ribu orang dibanding tahun 2009 sebesar 2,2 juta orang.
Dia menambahhkan, jika dilihat dari aktivitas pekerja menurut lapangan usaha menunjukkan penurunan jumlah pekerja hampir di seluruh sektor.
Jumlah pekerja yang mengalami penurunan tertinggi pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan, perdagangan dan jasa akomodasi serta Industri.
Sedangkan peningkatan jumlah pekerja hanya terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. "Peningkatan tertinggi pada sektor pertambangan, karena banyak masyarakat yang beralih profesi sebagai penggali tambang batu mangan," katanya.
Sementara jika dilihat dari sisi gender, tambah dia, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat. Pekerja perempuan bertambah 7,9 ribu orang atau 1.272.692 orang tahun 2009 menjadi 1.291.513 orang tahun 2010. Demikian pula dengan laki-laki bertambah 18,8 ribu orang.
"Kenaikan pekerja, baik laki-laki maupun perempuan dominan pada sektor pertambangan dan penggalian," katanya.
YOHANES SEO