Pemerintah Perlu Bentuk Misi Perdamaian Nasional

Reporter

Editor

Rabu, 22 Oktober 2003 13:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah harus membentuk satuan tugas (task force) berupa misi perdamaian nasional yang bertugas mencegah dan menghentikan konflik Maluku dan Maluku Utara. Satuan tugas ini terdiri dari anggota TNI/Polri yang terlebih dahulu diberi pelatihan mediasi tentang pencegahan konflik. Untuk menjamin kenetralan mereka, anggota satuan ini sebaiknya memiliki seragam khusus dan tidak diperbolehkan memasang memasang lambang pasukan asalnya.

Demikian antara lain rekomendasi Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Mediasi di Maluku (KPMM) kepada pemerintah yang disampaikan tokoh-tokoh Komnas HAM kepada Presiden Abdurrahman Wahid di Bina Graha, Jakarta, Selasa (6/2).

KPMM sendiri telah bekerja mulai 19 Januari hingga 18 Desember 2000. Tokoh-tokoh Komnas HAM yang terlibat dan ikut menemui Presiden Wahid diantaranya Ketua Komnas HAM Djoko Soegianto, Bambang W Soeharto, Samsudin dan Charles Himawan.

Menurut hasil penyelidikan KPMM, sejak Januari 1999 hingga Oktober 2000, konflik di kedua daerah itu telah menelan sedikitnya 3.080 korban meninggal dunia, 4.024 luka-luka, dan 281.365 mengungsi. Data tersebut belum termasuk pengungsian keluar dari daerah konflik dan korban kecelakaan kapal pengungsi.

KPMM juga mencatat, akar permasalahan dan faktor pemicu terjadinya konflik di Maluku antara lain faktor kecemburan sosial masyarakat, dugaan adanya provokasi dari luar, peristiwa Ketapang, sikap tidak netral pihak keamanan maupun pemerintah daerah, sentimen agama dan peristiwa-peristiwa lain yang bersifat individual.

Sementara pemicu di Maluku Utara antara lain Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 1999 tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan, imbas konflik Maluku yang lebih dulu terjadi, serta adanya selebaran “sosol berdarah,” yaitu isu tentang rencana penyerangan daerah Morotai.

Advertising
Advertising

Komnas HAM juga merekomendasikan pemerintah untuk menindaklanjuti laporan yang masuk terhadap berbagai kasus, seperti kerusuhan 19 Januari 1999, tuduhan Republik Maluku Selatan terhadap warga nasrani di Maluku, pembentukan kecamatan baru Malisut di Maluku Utara, pasukan adat kesultanan Ternate di Maluku Utara, kedatangan Laskar Jihad di Maluku, kasus penyerangan asrama polisi Tantuwi dan kampus Universitas Pattimura, kasus hilangnya kapal motor yang membawa 16 warga Siri Sori Islam, serta kasus pemaksaan pindah agama di pulau Kesui.

Dalam kesempatan itu, pihak Komnas juga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap maraknya berbagai aksi massa di daerah-daerah. Dikhawatirkan, hal itu akan memancing terjadinya konflik horinzontal yang berkepanjangan di tanah air.

Menanggapi penyataan Komnas HAM ini, menurut Bambang, Presiden mengatakan bahwa satuan tugas itu akan dibicarakan dengan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono. Mengenai kondisi politik, Gus Dur bilang akan menyelesaikannya secara baik,” ujar Bambang.

Sedangkan mengenai suhu politik yang semakin memanas belakangan ini, Bambang menyatakan Gus Dur harus bersikap proaktif dan bersedia melakukan rekonsiliasi politik. Jika tidak, pelanggaran HAM akan terjadi lagi mana-mana. “Kalau perlu, Komnas siap jadi mediator (bagi elit politik),” ujar Bambang yang kali ini tampil kelimis. (Kurie Suditomo)

Berita terkait

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

9 menit lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

24 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

29 menit lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

35 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

Atlet tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

58 menit lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

58 menit lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

1 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

1 jam lalu

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

Indonesia lolos ke final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung optimistis dan bangga dengan pertumbuhan para pemain tunggal putri generasi baru.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

1 jam lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya