TEMPO Interaktif, Semarang - Sebanyak lima orang menyatakan kesediannya untuk menjadi pendonor operasi transplantasi hati bagi Bilqis Anindya Passa, bayi berusia 17 bulan yang menderita atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang sempurna). Lima orang itu sudah menyatakan kesediannya kepada keluarga Bilqis baik datang langsung ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang maupun melalui telpon.
"Mereka siap tidak dibayar sepeserpun," kata Kakek Bilqis, Ocam Sjamsier, saat menunggui cucunya di Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang, Jum'at (5/2). Lima orang tersebut berasal dari beberapa daerah, diantaranya Semarang, Demak, Magelang dan lain-lain. Namun, kata Ocam, pihaknya belum bisa memutuskan tawaran para pendonor tersebut.
Hingga kini, kata Ocam, keluarga masih berharap agar pendonor hati untuk Bilqis berasal dari kerabat dan keluarga sendiri. "Kami tak pernah buka untuk donor. Kami hanya buka untuk bantuan koin Bilqis," kata Ocam.
Tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi belum menentukan donor bagi bayi perempuan ini. Semula, donor hati rencananya berasal dari ayah atau ibu Bilqis. Namun golongan darah kedua orang tuanya berbeda dengan bayi malang itu. Golongan darah Bilqis AB, sedangkan ibu dan ayahnya masing-masing A dan B.
Hingga Jum'at (5/2) siang, tim dokter cangkok hati masih berusaha pendonor hati untuk Bilqis adalah orang tuanya sendiri. "Orang tua Bilqis tetap menjadi prioritas pendonor hati, sehingga pendonor dari luar keluarga sementara belum perlu," kata anggota tim cangkok hati RSUP dr. Kariadi Semarang, Prof. dr. AG. Soemantri.
Bilqis masih menempati ruangan khusus untuk menjalani pemeriksaan rutin, terkait organ jantung, paru-paru, mata, telinga, dan sebagainya. "Kondisi kesehatannya masih terus membaik," kata Soemantri.
ROFIUDDIN