Tentara Bantah Duduki Perkebunan Kalibakar

Reporter

Editor

Selasa, 3 November 2009 15:50 WIB

TEMPO Interaktif, Malang - Kepala Komando Rayon Militer Dampit, Kapten Siswandi membantah menduduki perkebunan Kalibakar. Menurutnya, 20 personil yang disiagakan sejak sepekan terakhir bertujuan mengamankan rencana sosialisasi kelompok kerja sengketa lahan Pemerintah Kabupaten Malang. Serta program kemitraan yang digagas PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII bersama warga. "Saya mendapat perintah dari Komandan Kodim (Komando Distrik Militer)," katanya, Selasa (3/11).

Mereka ditugaskan selama 20 hari bermarkas di bekas kantor perkebunan Kalibakar seluas 10 hektare. Setiap hari, katanya, aktifitas yang dilakukan di antaranya olah raga keliling kawasan perkebunan. Serta membersihkan perkantoran yang tak terpakai sejak 10 tahun terakhir. Serta melakukan sosialisasi dengan warga setempat. Tujuannya, untuk memudahkan kelompok kerja sengketa tanah Pemerintah Kabupaten Malang.

"Saya hanya menjalankan tugas baru empat bulan di sini, saling berkenalan dengan warga," jelasnya. Ia membantah jika kegiatan yang dilakukannya meresahkan warga serta bersenjata. Selama ini, kata Siswandi, masyarakat setempat menyambutnya dengan ramah. Apalagi, lokasinya juga masih berada di wilayah Koramil Dampit.

Lahan perkebunan Kalibakar menjadi sengketa antara warga tujuh Desa di Kecamatan Dampit, Tirtoyudo dan Ampelgading dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Sengketa ini terjadi sejak 1998, warga membabati perkebunan coklat dan cengkeh seluas 2040 hektare. Lantas, warga menanaminya dengan tanaman semusim seperti songkong, tebu dan jagung.

Kepala Desa Kepatihan, Sujatmiko, mengaku jika lahan tersebut milik nenek moyang warga tujuh Desa yang bermukim di sekitar perkebunan Kalibakar. Sujatmiko mengaku memiliki bukti kuat yang menunjukkan lahan tersebut milik masyarakat setempat. Dibuktikan dengan surat kepemilikan tanah yang ditandatangani oleh Wedono setempat tahun 1951-1963. "Bukti tersebut tersimpan rapi di kantor pemerintah Desa Kepatihan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Mereka menginginkan tanah tersebut diresditribusikan kepada empat ribu warga yang menggarap lahan bekas perkebunan coklat dan cengkeh yang sebelumnya PTPN XII. Setiap warga masing-masing menggarap lahan antara 3 ribu-5 ribu meter persegi. Mereka juga mengaku memiliki bukti jika hak guna usaha yang dimiliki PTPN XII cacat hukum. Sebab, batas lahan dalam hak guna usaha tersebut tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya