TNI Beralih ke Operasi Penanggulangan Bencana

Reporter

Editor

Rabu, 28 Oktober 2009 15:59 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Panglima Kodam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hariadi Soetanto mengatakan saat ini tugas Tentara Nasional Indonesia lebih condong kepada penanggulangan bencana. Hal itu karena di wilayah Jawa Tengah termasuk daerah yang rawan bencana. “Oleh karena itu, saya mewajibkan tiap daerah untuk memiliki satuan khusus penanggulangan bencana alam. Minimal satu kompi (90-100 personel) di Korem dan kodim paling tidak satu peleton (30-40 orang),” jelasnya, seusai serah terima jabatan Komandan Komando Resor Militer (Korem) 074/Warastratama Surakarta, Rabu (28/10). Selain itu, daerah harus mampu memetakan bencana di wilayahnya.

Hariadi menyebut keterlibatan tentara dalam setiap bencana karena tentara termasuk dalam tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah. “Prosedurnya memang harus ada permintaan dulu dari badan. Tapi kami memilih berinisiatif turun tanpa diminta,” tegasnya. Alasannya untuk membantu meminimalisasi korban akibat bencana alam.

Jika harus menunggu permintaan, lanjutnya, dikhawatirkan malah akan semakin banyak korban yang meninggal. “Seperti pengalaman saya saat bencana di Nias. Sampai 1,5 bulan pasca bencana tidak ada permintaan. Saat itu saya sudah ada di lokasi bencana beberapa hari setelah kejadian. Sehingga kami memilih tidak menunggu permintaan,” tandasnya.

Meskipun berada di bawah koordinasi badan penanggulangan bencana, Hariadi menyebut tidak masalah ketika turun ke lokasi bencana tanpa ada permintaan terlebih dahulu. Dia lebih mempertimbangkan aspek kemanusiaan dibanding proses administrasi. Satuan reaksi cepat diklaim Hariadi sudah berlatih pola penanganan bencana seperti menentukan tempat penampungan pengungsi, tempat berdirinya tenda darurat, dapur lapangan, dan sebagainya.

Untuk Jateng, dia memprediksi kawasan rawan bencana di Cilacap di bagian pantai selatan, di Klaten karena ada patahan bumi dan Magelang karena ada gunung berapi. Dia juga meminta tiap kepala daerah untuk turut memetakan peta bencana di wilayahnya.

Meskipun selalu turun pertama, dia menolak jika kemudian militer aktif sebagai koordinator badan penanggulangan bencana daerah. Menurutnya, penanganan bencana hanyalah tugas tambahan yang disebut operasi non militer. “Tugas utama kami menegakkan kedaulatan, melindungi wilayah, dan menjaga keutuhan,” tandas Hariadi.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya