Pengamat Politik Sebut Arahan Prabowo Pakai Maung Dorong Cinta Produk Dalam Negeri
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Devy Ernis
Rabu, 30 Oktober 2024 10:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan arahan Presiden Prabowo Subianto agar kabinetnya menggunakan Maung produksi Pindad memberi contoh baik untuk mencintai produk dalam negeri. Pria yang disapa Hensa ini menyoroti pernyataan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu yang menyebut Presiden Prabowo Subianto akan memfasilitasi Pindad Maung sebagai mobil dinas menteri, wakil menteri, dan eselon I.
Meski pernyataan Anggito tersebut diklarifikasi oleh Kemenkeu, Hensa menilai apabila arahan tersebut benar, kata dia, tentu sangat bagus untuk memberi contoh kepada publik mengenai sikap mencintai produk dalam negeri.
“Ini kan ada polemik ya jadi ini disampaikan oleh Mas Anggito dan dibantah oleh Ibu Sri Mulyani. Tapi kalau memang benar itu diperintah Pak Prabowo agar para menteri, wakil menteri dan pejabat eselon I menggunakan Pindad Maung, itu bagus banget karena mencerminkan sikap cinta produk dalam negeri dan itu bisa jadi contoh ke masyarakat juga”, kata Hensa lewat keterangan tertulis kepada Tempo, 29 Oktober 2024.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu juga memuji bentuk dan desain dari Pindad MV-3 Garuda Limousine yang menjadi tunggangan Presiden Prabowo baik saat pelantikan maupun setelah agenda retret bersama para jajaran Kabinet Merah Putih di Akademi Militer.
“Maung Garuda itu keren bentuknya. Kayak Humvee ya. Jadi menurut saya bagus itu kalau mau dipakai oleh menteri dan wakil menteri”, ujarnya.
Hensa menuturkan berkat desain Maung yang menarik, bukan tidak mungkin produk Pindad ini akan laku di pasaran Indonesia.
“Karena bentuknya bagus jadi pasti bisa laku di pasaran. Keren ini Pak Prabowo”, imbuhnya.
Hensa juga mendorong agar kedepannya PT Pindad mampu memproduksi Maung secara mandiri. Ia mendukung apabila PT Pindad kelak bisa membuat sendiri mesin, sasis, dan transmisi Maung yang selama ini kebutuhannya masih harus dipenuhi oleh merek mobil yang telah beredar di pasaran.
“Semoga Pindad bisa membuat sendiri komponen dari Maung ini. Ya dari mesin, sasis, sampai transmisi kita dukung agar Pindad bisa produksi mandiri. Saya rasa Indonesia akan bangga sekali bila Pindad mampu mengurangi ketergantungan dari brand lain,” katanya.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut belum ada keputusan dari kalangan pejabat yang akan menggunakan mobil dinas Maung. Ia mengatakan pemerintahan Prabowo masih menyesuaikan dengan kapasitas produksi.
Mobil dinas Maung yang akan dipakai para menteri-menteri ini kedepannya akan menggunakan skema beli bukan sewa.
Oleh karena itu, kendaraan dinas itu akan menjadi investasi negara. Sementara soal kendaraan dinas lama menteri yang sudah digunakan saat ini, akan dipikirkan beriringan nanti.
"Ya kita beli, kita berinvestasi (mobil Maung). Nanti. Kan nanti begitu ada, itu kita pikirkan mobil yang lama peruntukannya seperti apa," kaya Prasetyo.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro mengatakan pernyataan Wamenkeu Anggita Abimanyu soal mau h disampaikan pada saat orasi ilmiah kegiatan internal dalam Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 2024 pada Senin, 28 Oktober 2024.
“Pernyataan tersebut disampaikan bukan dalam rangka sebagai perencanaan, namun dalam rangka memberikan contoh penggunaan produksi dalam negeri sebagai semangat untuk memperkuat dan mendukung industri dalam negeri,” kata Deni dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.
Deni menilai klarifikasi ini penting disampaikan agar masyarakat mengetahui konteks dari pernyataan Wakil Menteri Keuangan tersebut. Anggito sempat menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto bakal memfasilitasi para menteri hingga seluruh pejabat eselon I era pemerintahan saat ini dengan mobil Maung buatan PT Pindad (Persero) sebagai kendaraan dinas.
"Minggu depan saya akan pakai mobilnya Maung itu, mobilnya Pindad itu," ucap Anggito di Yogyakarta, Senin , 28 Oktober.
Menurutnya, Presiden Prabowo menginginkan penggunaan mobil impor sebagai kendaraan dinas ditiadakan di era pemerintahannya. "Pak Prabowo sudah bilang, minggu depan tidak ada lagi barang impor untuk mobil eselon I sama menteri, luar biasa," ujar Anggito.
Anggito mengatakan mobil Maung dirancang oleh Profesor Sigit Puji Santosa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Direktur PT Pindad dengan 70 persen menggunakan komponen dalam negeri.
"Nanti kalau mau lihat Maung, kemarin Profesor Sigit dari ITB, Direktur Utama Pindad, menyampaikan dia merancang mobil Indonesia, 70 persen itu produk dalam negeri," tutur dia.
DANIEL A. FAJRI