Makan Bergizi Gratis Dimulai Januari 2025, Pakar Kesehatan UM Surabaya Tekankan 5 Hal Ini
Reporter
Tempo.co
Editor
Devy Ernis
Rabu, 30 Oktober 2024 09:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis menjadi program unggulan Prabowo- Gibran yang akan dimulai pada Januari 2025. Prioritas penerima makan bergizi gratis yakni ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan seluruh anak sekolah.
“Program makanan bergizi gratis ini baik dan akan memberikan manfaat pada anak dikarenakan pertumbuhan anak sekolah sangatlah pesat. Sehingga tentu membutuhkan asupan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan otak, atau aktivitas fisiknya,” ujar Dede Nasrullah Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dilansir dari situs resmi kampus pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Akan tetapi, menurut Dede pemerintah harus memperhatikan beberapa hal. Pertama adalah menentukan standar jenis makanan. pemerintah pusat harus menentukan standar jenis makanan yang akan diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan anak sekolah.
“ Jangan sampai nanti jenis makanan yang diberikan tidak sesuai dengan kadar gizi sesuai dengan peruntukannya seperti variasi menu makanan agar anak- anak tidak bosan dan menghabiskan makanannya. Hal ini menjadi penting dikarenakan sasarannya bukan hanya anak- anak akan tetapi juga ibu hamil dan menyusui serta balita,” kata Dede.
Kedua, memastikan tepat sasaran. Hal ini penting karena sering kali pemerintah pusat kurang memperhatikan sehingga tidak tepat sasaran. "Tepat sasaran ini tentu harus dapat terjangkau ke seluruh pelosok di Indonesia dan jangan sampai ada yang tidak mendapatkan program tersebut padahal di sana misal banyak anak yang resiko stunting atau gizi kurang," ujarnya.
Ketiga, memastikan kadar gizi makanan yang akan diberikan. Dia mengatakan dalam menentukan kadar gizi pemerintah perlu berkordinasi melibatkan tim khusus mulai dari akademisi, perguruan tinggi, dan konsultan lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan kadar gizi sesuai dengan sasaran.
Keempat, membentuk tim khusus di setiap daerah yang mungkin di bawah koordinasi Dinas Kesehatan. “Tim khusus ini yang akan mengawasi terkait dengan program ini sampai pada tingkat bagian bawah dan terdistribusi dengan baik,”kata Dede lagi.
Kelima, melakukan monitoring dan evaluasi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan perlu melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dan keberlanjutan sampai periode akhir kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Dede yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMSurabaya menegaskan, yang terpenting dalam program makan bergizi gratis di sekolah ini ialah harus melibatkan orang tua dan para pelaku pangan di tingkat lokal agar anak dapat mengkonsumsi dan mengenal berbagai diversifikasi pangan lokal. Dia menyebut perlu melibatkan banyak sektor khususnya pangan lokal sehingga dapat menggerakan ekonomi di sekitar.
“Jangan sampai memberikan makanan yang tidak sesuai dengan karakteristik makanan dari daerah yang bersangkutan dan tentu juga harus memperhatikan kadar gizi. Ini menjadi poin untuk membiasakan anak makan makanan tradisional dan lokal yang ada di daerah mereka masing-masing,” kata Dede.