KPA Beri Catatan Menteri ATR/BPN Baru untuk Penuntasan Konflik Agraria

Reporter

Hendrik Yaputra

Editor

Amirullah

Sabtu, 26 Oktober 2024 07:51 WIB

Warga Dago Elos menggantung boneka mafia tanah saat aksi unjuk rasa di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat di Bandung, Senin, 22 Juli 2024. Warga Dago Elos menggelar aksi unjuk rasa di Pengadilan Negeri, kantor Kejaksaan Tinggi, dan kantor Kejaksaan Negeri Bandung untuk memastikan berkas persidangan penipuan Muller bersaudara dalam sengketa lahan Dago Elos bisa segera digelar. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) memberikan catatan kepada Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dan Wakil Menteri ATR/BPN Ossy Dermawan untuk penuntasan agenda reforma agraria.

Sekretaris Jenderal KPA, Dewi Sartika, mengatakan anak buah Presiden Prabowo itu harus peka terhadap pekerjaan rumah yang belum tuntas di pemerintahan sebelumnya, terutama penuntasan konflik agraria.

"Termasuk mengantisipasi warisan buruk pemerintahan Jokowi yang akan menjadi bom waktu jika tidak segera diurai secara cepat dan tepat," kata Dewi dalam rilis resmi, Jumat 25 Oktober 2024.

Catatan KPA selama 10 tahun terakhir menyebut pemerintahan Jokowi telah gagal menunaikan janji politiknya melaksanakan land reform 9 (sembilan) juta hektar. KPA mencatat dari 851 Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) seluas 1,6 juta hektar, hanya 2,46 persen yang berhasil diselesaikan dan diredistribusikan kepada petani.

Redistribusi itu pun, kata Dewi, hanya berjalan di wilayah konflik agraria eks HGU swasta. Sementara capaian LPRA untuk tipologi BUMN (PTPN, Perhutani/Inhutani), HTI dan klaim-klaim kawasan hutan tidak satu pun yang berhasil.

Advertising
Advertising

"Sementara laporan Kementerian ATR/BPN, Presiden Joko Widodo hanya mampu menertibkan tanah terlantar dari bekas HGU dan HGB seluas 77 ribu hektar dari 7,24 juta hektar tanah yang terindikasi terlantar," kata Dewi.

Menurut Dewi, Pemerintahan Jokowi membohongi publik dengan memanipulasi angka capaian reforma agraria dengan capaian-capaian sertifikasi atau Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Padahal sertifikasi adalah tugas harian Kementerian ATR/BPN, tidak menyelesaian konflik agraria dan mengurai ketimpangan penguasaan tanah. "Kegagalan ini sebenarnya sangat ironis, sebab pemerintah sendiri telah mengatakan bahwa ada 7,24 juta hektar tanah (HGU dan HGB) terindikasi terlantar," kata Dewi.

Bahayanya, kata Dewi, kemandegan penyelesaian konflik agraria itu berjalan seiring dengan naiknya letusan konflik agraria akibat ragam investasi dan pembangunan yang lapar tanah di bidang agraria, PSN, Bank Tanah dan Food Estate. Hasilnya konflik agraria semakin menumpuk.

Periode 2015-2023, KPA mencatat sedikitnya terjadi 2.939 letusan konflik agraria seluas 6,3 juta hektar yang berdampak pada 1,75 juta rumah tangga petani. Penanganan-penangan yang represif di wilayah konflik menambah deret panjang korban, di mana terdapat 2.442 orang mengalami kriminalisasi, 905 orang mengalami kekerasan, 84 orang tertembak dan 72 tewas di wilayah konflik agraria.

Salah satu penyebab mandeknya realisasi reforma agraria, kata Dewi, adalah kinerja buruk Tim Nasional Reforma Agraria dan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA). Termasuk pendekatan Kementerian ATR/BPN yang selama ini masih terjebak pada konsepsi clean and clear. "Artinya hanya menyasar wilayah-wilayah yang sudah tidak terjadi lagi konflik agraria yang eksisting di lapangan," kata Dewi.

KPA, kata Dewi, ingin menteri baru melakukan beberapa langkah dalam upaya menjalankan agenda reforma agraria sejati, menuntaskan penyelesaian konflik agraria dan ketimpangan penguasaan tanah.

Menurut Dewi, menteri baru perlu membangun sistem pendaftaran tanah secara nasional, sistemik, partisipatif, pro-aktif, transparan dan akuntabel. Lalu, menghentikan pendekatan-pendekatan clear and clean, legalistik dan mekanisme top-down dalam menjalankan RA

Selain itu, menteri baru harus membangun sistem keterbukaan informasi atas hak atas tanah seperti HGU, HGB, Hak Pakai dan Hak Milik; serta hak pengelolaan (HPL). Menteri baru juga perlu mngevaluasi dan mencabut HGU, HGB, Hak Pakai atau pun bentuk baru seperti HPK yang terbukti menjadi penyebab konflik agraria, ketimpangan, penggusuran, dan perampasan tanah masyarakat.

Dewi juga menyarankan, menteri baru mengkoreksi dan menghentikan kebijakan pemberian tanah-tanah baru kepada perusahaan. Begitu pula dengan program Kementerian ATR/BPN yang kontra dengan agenda reforma agraria.

Lalu, Dewi meminta menteri baru menertibkan praktik-praktik korupsi agraria dan mafia tanah yang selama ini bersemayam di lingkungan Kementerian ATR/BPN. Sebab, Dewi menilai, penyebab utama konflik agraria selama ini akibat kekeliruan dan penyalahgunaan wewenang pejabat ATR/BPN dalam pengadaan tanah dan mengeluarkan konsesi.

"Kemudian, memprioritaskan pelaksanaan agenda reforma agraria dengan menyasar wilayah-wilayah konflik agraria dan titik ketimpangan agraria yang selama ini menjadi kantong-kantong kemiskinan," kata Dewi.

Selanjutnya, memprioritaskan redistribusi tanah kepada petani gurem, buruh tani, petani tidak bertanah dan masyarakat pedesaan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

Pilihan Editor: Makan Bergizi Gratis 'Harga Mati', Prabowo Ancam Pecat Menteri yang Tak Mendukung

Berita terkait

ATR/BPN Klaim Telah Melaksanakan Reforma Agraria 14,5 Juta Hektare dalam Satu Dekade Terakhir

20 jam lalu

ATR/BPN Klaim Telah Melaksanakan Reforma Agraria 14,5 Juta Hektare dalam Satu Dekade Terakhir

Kementerian ATR/BPN mengatakan telah melaksanakan reforma agraria seluas 14,5 juta hektare dalam 10 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Segera Implementasikan Reforma Agraria di Sekitar IKN

1 hari lalu

Pemerintah Segera Implementasikan Reforma Agraria di Sekitar IKN

Implementasi reforma agraria terdekat saat ini adalah di Penajam Paser Utara yang mana lokasinya berdekatan dengan IKN.

Baca Selengkapnya

Naik Hercules untuk Ikut Penggemblengan di Akmil Magelang, Nusron Wahid: Banyak Zikir

1 hari lalu

Naik Hercules untuk Ikut Penggemblengan di Akmil Magelang, Nusron Wahid: Banyak Zikir

Menteri kabinet Prabowo naik pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara menuju Akmil, Magelang. Nusron Wahid terlihat berzikir.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid Ingin Tata Ulang Model Pemberian Tanah Tanpa Hambat Pembangunan

4 hari lalu

Nusron Wahid Ingin Tata Ulang Model Pemberian Tanah Tanpa Hambat Pembangunan

Menteri Agraria Nusron Wahid hendak terapkan konsep penataan yang berkeadilan dengan melakukan pemerataan hak atas tanah

Baca Selengkapnya

Tiga Pesan Prabowo untuk Nusron Wahid: Penataan Konsesi hingga Pemberantasan Mafia Tanah

4 hari lalu

Tiga Pesan Prabowo untuk Nusron Wahid: Penataan Konsesi hingga Pemberantasan Mafia Tanah

Presiden Prabowo Subianto memberikan tiga pesan kepada Nusron Wahid selaku Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Daftar Pengisi Kabinet Prabowo, PR Berat 3 Juta Rumah hingga Dana Pensiun dan Tunjangan Jokowi

4 hari lalu

Terpopuler: Daftar Pengisi Kabinet Prabowo, PR Berat 3 Juta Rumah hingga Dana Pensiun dan Tunjangan Jokowi

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 21 Oktober 2024, dimulai dari daftar pengisi Kabinet Merah Putih yang diumumkan Presiden Prabowo.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid: Ada Pengusaha Punya Jutaan Hektare Tanah Negara, tapi Ada yang Sulit Cari Akses Tanah

4 hari lalu

Nusron Wahid: Ada Pengusaha Punya Jutaan Hektare Tanah Negara, tapi Ada yang Sulit Cari Akses Tanah

Menteri ATR sekaligus Kepala BPN Nusron Wahid bertekad agar kementerian yang dipimpinnya bisa memberikan keadilan bagi masyarakat di bidang tanah.

Baca Selengkapnya

Capaian Reforma Agraria Selama 10 Tahun Jokowi Hanya Sebatas Legalisasi Aset

5 hari lalu

Capaian Reforma Agraria Selama 10 Tahun Jokowi Hanya Sebatas Legalisasi Aset

KPA sebut kebijakan reforma agraria selama 10 tahun Jokowi, keliru dan perlu dikoreksi

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Banyak Masyarakat Ditetapkan Tersangka di Konflik Agraria di IKN

7 hari lalu

Komnas HAM: Banyak Masyarakat Ditetapkan Tersangka di Konflik Agraria di IKN

Komnas HAM menyoroti banyaknya kasus konflik agraria di IKN Yang berujung pada penetapan masyarakat sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

Dituding Serobot Lahan Perusahaan, Warga Penajam Paser Utara Lapor ke Komnas HAM

8 hari lalu

Dituding Serobot Lahan Perusahaan, Warga Penajam Paser Utara Lapor ke Komnas HAM

Perusahan melaporkan empat warga atas dugaan penyerobotan lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara. Padahal warga sudah lebih dulu menempati lahan itu.

Baca Selengkapnya