TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia tak akan tergabung dalam pakta militer manapun dalam dinamika konflik internasional. hal ini diungkapkan Prabowo saat memberikan pidato pertama usai dilantik sebagai presiden dalam Sidang Paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Ahad, 20 Oktober 2024.

“Indonesia memilih jalan bebas aktif” kata Prabowo.

Mantan Menteri Pertahanan itu mengatakan Indonesia memilih untuk bersahabat dengan semua negara. Ia menuturkan keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tetangga yang baik. “Kita ingin menganut filosofi kuno, ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak’,” ujarnya.

Terkait dengan keinginannya untuk bersahabat dengan semua negara, Prabowo menyampaikan prinsipnya yang anti terhadap penjajahan, penindasan, dan rasialisme, termasuk apartheid, lantaran pernah rakyat Indonesia pernah mengalami hal seperti itu saat masa penjajahan. “Karena itu, kita punya prinsip, kita harus solider, kita harus membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini,” tuturnya.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi mengemban jabatan sebagai Presiden Indonesia kedelapan usai membacakan sumpah janji presiden dan wakil presiden RI periode 2024-2029 dan penandatanganan berita acara.

Prosesi pelantikan Prabowo dan Gibran dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Adapun agenda pelantikan tersebut dihadiri oleh Joko Widodo atau Jokowi selaku Presiden ketujuh Indonesia dan 35 tamu negara sahabat.

Hadir dalam sidang pelantikan tersebut, Ketua MPR Ahmad Muzani mengucapkan selamat atas jabatan yang diemban oleh kedua pemimpin baru Indonesia lima tahun ke depan itu.

“Atas nama pimpinan dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia serta seluruh rakyat Indonesia, kami mengucapkan selamat kepada Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka,” kata Muzani dalam sidang tersebut.

Pilihan Editor: AHY Berharap Kabinet Prabowo Jadi Superteam yang Solid dan Efektif