Pengamat Nilai Kurikulum Merdeka Perlu Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo, tapi dengan Catatan

Editor

Amirullah

Selasa, 15 Oktober 2024 17:40 WIB

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang terbentuknya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto, pengamat pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan memberi catatan perihal keberlanjutan Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka menurut saya merupakan salah satu kebijakan yang patut diapresiasi,” kata Edi ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 15 Oktober 2024. Seiring dengan akan bergantinya Menteri Pendidikan, muncul potensi perubahan kebijakan, termasuk pada kurikulum.

Namun menurut Edi, tidak bijak apabila nanti Kurikulum Merdeka dihentikan. Pasalnya, kurikulum telah mengalami revisi berkali-kali. “Kalau dihentikan, sekolah mau pakai kurikulum 2013 lagi? Kurikulum 2013 sudah direvisi berkali-kali, termasuk di tahun 2016, (lalu) 2018 khusus SMK juga direvisi ketika masa Covid-19,” kata dia.

Edi pun mengatakan ia mendukung agar Kurikulum Merdeka tetap dilanjutkan, namun dengan beberapa catatan. Pertama, perlu ada keselarasan antara berbagai mata pelajaran. Kedua, perlu ada pendampingan guru yang intensif. “Tidak bisa hanya mengandalkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang diklaim sudah diakses banyak orang,” ujarnya.

Berikutnya, ia mengatakan perlu ada evaluasi terhadap Kurikulum Merdeka yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan pusat studi. Sehingga, kurikulum ini bisa dievaluasi secara menyeluruh secara obyektif.

Advertising
Advertising

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang digagas di era Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Kurikulum ini ditetapkan sebagai nasional mulai Rabu, 27 Maret 2024. Sebelumnya, penerapan Kurikulum Merdeka sempat menuai pro dan kontra, salah satunya berkaitan dengan peniadaan jurusan di SMA.

Dalam laporan Koran Tempo edisi 23 Juli 2024, beberapa pengamat pendidikan membagikan pandangan mereka ihwal peniadaan jurusan. “Karena ada penghapusan jurusan, dikhawatirkan murid SMA akan memilih paket-paket mata pelajaran yang mudah saja,” kata pengamat pendidikan, Darmaningtyas.

Selain itu, pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia, Cecep Darmawan, mengatakan peniadaan jurusan di SMA bisa berdampak positif karena sudah diterapkan di luar negeri. Akan tetapi, menurut dia, keberhasilan di luar negeri didukung dengan fasilitas yang memadai. “Masalahnya, apa Kurikulum Merdeka ditunjang oleh fasilitas yang memadai, misalnya kebutuhan laboratorium bagi murid saat praktik,” kata dia.

Hendrik Yaputra dan Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Profil Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang Dapat Jatah Menteri Prabowo

Berita terkait

Fadli Zon dan Giring Ganesha Ditugaskan Prabowo Urus Kebudayaan

5 menit lalu

Fadli Zon dan Giring Ganesha Ditugaskan Prabowo Urus Kebudayaan

Setelah bertemu dengan Prabowo, Giring mengaku sudah berdiskusi sebelumnya dengan Fadli Zon.

Baca Selengkapnya

Usai Temui Prabowo, Dudung Abdurachman Bilang Dapat Posisi yang Fokus Strategi Pertahanan

1 jam lalu

Usai Temui Prabowo, Dudung Abdurachman Bilang Dapat Posisi yang Fokus Strategi Pertahanan

Dudung Abdurachman masuk dalam daftar 59 orang calon wakil menteri dan kepala badan yang diundang Prabowo.

Baca Selengkapnya

Usai Dipanggil Prabowo, Giring Ganesha Sebut Punya Tugas Besar Bangun Bangsa dan Negara

1 jam lalu

Usai Dipanggil Prabowo, Giring Ganesha Sebut Punya Tugas Besar Bangun Bangsa dan Negara

Politikus PSI Giring Ganesha menyambangi Kertanegara, saat agenda pemanggilan calon wakil menteri dan kepala badan oleh Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gus Miftah usai Bertemu Prabowo: Bukan Wamen, tapi Fokus Urus Toleransi-Moderasi

1 jam lalu

Gus Miftah usai Bertemu Prabowo: Bukan Wamen, tapi Fokus Urus Toleransi-Moderasi

Usai bertemu Prabowo, Gus Miftah membantah jika mendapat penugasan sebagai calon wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Bilang Pertemuan dengan Prabowo Tak Berkaitan dengan Pilkada Jakarta

1 jam lalu

Pramono Anung Bilang Pertemuan dengan Prabowo Tak Berkaitan dengan Pilkada Jakarta

Pramono Anung menilai Pilkada Jakarta adalah momen untuk menunjukkan siapa yang paling berkomitmen untuk memperbaiki suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Busyro Tanggapi Abdul Mu'ti Bakal Jadi Menteri: The Right Man on The Right Job

2 jam lalu

Busyro Tanggapi Abdul Mu'ti Bakal Jadi Menteri: The Right Man on The Right Job

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas menanggapi Abdul Mu'ti yang akan menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Baca Selengkapnya

Daftar Calon Menteri Kabinet Prabowo yang Dipanggil ke Kertanegara

2 jam lalu

Daftar Calon Menteri Kabinet Prabowo yang Dipanggil ke Kertanegara

Mereka dipanggil ditempatkan di posisi pos kementerian kabinet Prabowo. Para tokoh itu terdiri politisi, akademisi, hingga menteri era Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya

Gibran Disebut Tak Hadir saat Prabowo Panggil Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan

2 jam lalu

Gibran Disebut Tak Hadir saat Prabowo Panggil Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan

Lodewijk Friedrich Paulus mengatakan bahwa hanya berdiskusi dengan Prabowo dalam persamuhan tersebut.

Baca Selengkapnya

Dasco Sebut Pemanggilan Calon Pejabat Kabinet Prabowo Beres, Tapi Ada 1-2 yang Dinamis

2 jam lalu

Dasco Sebut Pemanggilan Calon Pejabat Kabinet Prabowo Beres, Tapi Ada 1-2 yang Dinamis

pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dengan Prabowo masih belum terjadi.

Baca Selengkapnya

Daftar 59 Nama Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan yang Dipanggil Prabowo Hari Ini

2 jam lalu

Daftar 59 Nama Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan yang Dipanggil Prabowo Hari Ini

Sufmi Dasco Ahmad berujar, latar belakang nama-nama yang diundang Prabowo itu merupakan usulan dari pimpinan partai politik koalisi.

Baca Selengkapnya