Pengungsi Nduga Berharap Bisa Pulang setelah Pembebasan Pilot Susi Air

Kamis, 3 Oktober 2024 13:15 WIB

Petugas berbincang denga warga saat mengevakuasi mereka di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 11 Februari 2023. Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada pengungsi susulan dari Paro menuju Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, sehingga para prajurit TNI-Polri terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi di Paro. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kabupaten Nduga meminta pemerintah Indonesia segera menarik pasukan TNI-Polri dari wilayah di Provinsi Papua Pegunungan itu setelah pembebasan pilot Susi Air agar bisa pulang ke kampung halaman mereka.

Tim relawan pengungsi Nduga, Raga Kogeya, mengatakan setidaknya ada 60 keluarga pengungsi Nduga yang tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Mereka telah mengungsi sejak konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogeya pada 2018.

“Jadi kami hanya ingin bagaimana TNI-Polri itu segera tarik kembali supaya pengungsi pulang itu ke kampung halaman,” kata Raga saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 Oktober 2024.

Di samping itu, keinginan pengungsi kembali ke kampung karena adanya gesekan dengan suku lain. Raga mengatakan baru-baru ini terjadi perang antara suku Lani dan suku Nduga di Wamena. Akibatnya, ada rumah yang menampung 5 KK dibakar. Oleh karena itu, Raga mengatakan penting bagi suku Nduga untuk pulang ke kampung agar tidak terjadi gesekan antarsuku.

“Kalau kami di Nduga tidak mungkin perang suku seperti ini. Perang suku antara suku Lani dan suku Nduga berulang-ulang,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Tokoh agama di Nduga, Pendeta Eliaser Tabuni, juga berharap agar aparat TNI-Polri bisa menarik diri agar pengungsi bisa pulang ke kampung halaman dengan kondusif. Koordinator Gereja Kingmi Nduga ini mengatakan pembebasan Philip Mark Mehrtens oleh kelompok Egianus Kogoya pada 21 September kemarin bisa menjadi momentum kepulangan pengungsi Nduga.

“Intinya adalah kalau pilot itu sudah bebas berarti anggota TNI-Polri yang turun ke masing-masing distrik ini kita harus kurangi,” ujar Eliaser saat dihubungi Tempo pada 24 September 2024 lalu.

Eliaser menilai kekuatan militer memang terlalu berlebihan. Sehingga masyarakat Nduga meminta penarikan kekuatan itu supaya pengungsi bisa kembali rumah masing-masing dan mereka bisa kembali berkebun. Menurutnya, pembebasan pilot Susi Air juga bisa menjadi momentum membuka kembali dialog semua pihak.

“Kami punya keinginan, kita harus duduk sama-sama bagaimana kita harus menyelesaikan Papua pada umumnya dan Nduga lebih khususnya,” katanya.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Hariyanto, mengatakan aparat gabungan TNI dan Polri di Papua, terutama di Kabupaten Nduga, masih dibutuhkan untuk membantu pemerintah meningkatkan pembangunan dan perekonomian.

Hariyanto mengatakan TNI dan Polri akan tetap di sana untuk menjaga keamanan dari ancaman OPM. Sebab, kata dia, OPM membuat hidup masyarakat Nduga tidak normal karena gangguan dan intimidasi. Di samping itu, kehadiran aparat keamanan dibutuhkan untuk menjaga kontestasi pilkada.

“Tidak ada penambahan maupun pengurangan pasukan di wilayah tersebut mengingat pesta rakyat pilkada serentak akan dilaksanakan,” kata Hariyanto kepada Tempo, 24 September lalu.

Pilihan Editor: Edison Gwijangge Harap Anggota DPR Baru Beri Atensi ke Penanganan Konflik Papua

Berita terkait

TNI Tak Mau Tarik Pasukan dari Nduga seusai Pilot Susi Air Dibebaskan

1 jam lalu

TNI Tak Mau Tarik Pasukan dari Nduga seusai Pilot Susi Air Dibebaskan

TNI mengklaim situasi keamanan di Nduga bakal berisiko terancam kembali jika personel militer ditarik.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua Berpotensi Ciptakan Kekerasan dan Praktik Pelanggaran HAM

3 jam lalu

Pengamat Sebut Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua Berpotensi Ciptakan Kekerasan dan Praktik Pelanggaran HAM

Pengamat militer menilai pembentukan Yonif Penyangga Daerah Rawan di lima wilayah Papua berpotensi menciptakan kekerasan dan praktik pelanggaran HAM.

Baca Selengkapnya

Desain Panggung Parade HUT ke-79 TNI Berbentuk Istana Garuda IKN, Ini Alasannya

3 jam lalu

Desain Panggung Parade HUT ke-79 TNI Berbentuk Istana Garuda IKN, Ini Alasannya

Dalam parade HUT ke-79 TNI ini, nantinya akan ada 100.000 prajurit yang hadir di Lapangan Silang Monas, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Baru Dibentuk, Ini Daftar 5 Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua

4 jam lalu

Baru Dibentuk, Ini Daftar 5 Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua

Yonif baru ini dibentuk secara khusus untuk mendukung keamanan dan pembangunan daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Gelar Gladi Bersih Parade HUT ke-79, TNI Sebut Persiapan Hampir 100 Persen

4 jam lalu

Gelar Gladi Bersih Parade HUT ke-79, TNI Sebut Persiapan Hampir 100 Persen

HUT ke-79 TNI akan dimeriahkan dengan sejumlah pertunjukan dari trimatra TNI dan seluruh satuan militer Tanah Air.

Baca Selengkapnya

TNI Bentuk Batalion Baru di Papua, Pengamat Militer: Pola Pendekatan Keamanan Tak Jawab Persoalan

9 jam lalu

TNI Bentuk Batalion Baru di Papua, Pengamat Militer: Pola Pendekatan Keamanan Tak Jawab Persoalan

Pembentukan batalion TNI ini dinilai mencerminkan sikap pemerintah yang masih menganggap wilayah Papua sebagai daerah konflik.

Baca Selengkapnya

TNI Bentuk Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua, Bakal Sasar Wilayah Lain

12 jam lalu

TNI Bentuk Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua, Bakal Sasar Wilayah Lain

Pembentukan batalyon TNI seperti Yonif Penyangga Daerah Rawan di lima wilayah Papua ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

TNI Buka 5 Batalyon di Daerah Rawan Papua untuk Dukung Program Ketahanan Pangan

20 jam lalu

TNI Buka 5 Batalyon di Daerah Rawan Papua untuk Dukung Program Ketahanan Pangan

TNI mendirikan lima batalyon infanteri penyangga daerah rawan di lima daerah Papua untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Gagasan Angkatan Kelima PKI yang Ditentang TNI AD, Pemicu Peristiwa G30S?

1 hari lalu

Gagasan Angkatan Kelima PKI yang Ditentang TNI AD, Pemicu Peristiwa G30S?

Penyebab G30S masih samar hingga hari ini, tapi sebelum meletusnya peristiwa tersebut muncul gagasan Angkatan Kelima dari PKI yang ditentang TNI AD.

Baca Selengkapnya

TNI Terima 764 Alpalhankam dari Kementerian Pertahanan

1 hari lalu

TNI Terima 764 Alpalhankam dari Kementerian Pertahanan

Alpalhankam yang diterima TNI bakal didistribusikan kepada tiga matra militer, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.

Baca Selengkapnya