Istri-istri Orang Dekat Jaringan Noor Din Tuntut Polisi
Minggu, 9 Agustus 2009 15:26 WIB
“Kami minta kepastian, kami tidak diberitahu apapun soal penangkapan itu, jika tidak ada saksi dan bukti, kami akan menuntut kepolisian,” kata Rustiningrum, 24 tahun, istri Indra, Minggu (9/8).
Namun, kata dia, belum tahu siapa penasihat hukum yang bisa membantu mereka untuk menangani kasus yang menimpa suami-suami mereka. Para istri tersebut juga menanyakan jika ada pengacara yang bisa menangani kasus suami mereka. “Jika ada pengacara yang bisa dihubungi, kami minta kontaknya ya,” kata dia.
Saat penangkapan Aris dan Indra, Rustiningrum berada di bengkel. Ia sempat berteriak karena ia melihat Aris, kakak iparnya dihajar petugas dengan pakaian preman. Bahkan, saat Aris diborgol dan dilakban tangannya (karena borgol putus) masih dipukuli kepala dan mukanya. Kepala Aris berdarah darah. “Yang menangkap justru membentak saya supaya menutup pintu, tetapi saya tidak mau, orang sudah diborgol kok masih dihajar,” kata Rustiningrum yang memakai jilbab bercadar itu.
Jika ada orang disekitar bengkel yang berterika minta tolong, kata dia, petugas berpakaian preman justru membentak dan menyuruh diam.
Sementara itu, Indrayati, 22 tahun, istri Aris sangat shock atas penangkapan suaminya. Sebab kegiatan Aris hanya membengkel sepeda ontel. Selain itu Aris merupakan sosok suami yang bertanggungjawab. Setelah penangkapan, Indrayati harus menghidupi keempat anaknya yang bernama Anisatul Azzah, 9 tahun, Sabrina Khontsa, Amar Najih Ibrahim dan Aulia Musaibah Rizkiana. “Tidak ada yang memberitahu dari aparat, di mana sekarang suami saya, bagaimana nasibnya, kami berhak tahu, anak-anak membutuhkan bapak,” kata Indrayati di rumah budhenya, Darsinah, di dusun Siwur, Karangtejo, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah.
Rustiningrum dan anak dari suami sebelum menikah dengan Indra, Jeisyi Alya Ufaiha, 4,5 tahun juga tinggal bersama di rumah Darsinah.
Anak-anak yang masih sangat lugu tersebut sangat mengininkan ayahnya pulang. Saat ditanya kemana ayah mereka, salah satu menjawab, abah (ayah) dipenjara, tanpa tahu maksud penjara itu sendiri. “Abah dipenjara polisi di kantor, saya kangen,” kata Jeisyi dengan mata berkunang.
Dari pengakuan Aris dan Indra, polisi mendatkan informasi bahwa gembong teroris kerap datang ke rumah Muh Jahri. Rumah bekas guru itulah yang kemarin digerebek polisi dan seorang mayat yang tewas di kamar mandi akibat terkena tembakan adalah Noor Din.
MUH SYAIFULLAH