INFO NASIONAL - Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap Suku Anak Dalam (SAD) dengan merancang konsep kawasan khusus yang ditujukan untuk keberlangsungan hidup mereka. Dalam kunjungannya bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Agustus 2024, Edi Purwanto menegaskan pentingnya penyediaan kawasan yang dapat memastikan kelangsungan hidup kelompok SAD di Jambi, yang selama ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan hunian.

Keberlangsungan hidup SAD masih jauh dari kata ideal, mengingat masih banyaknya permasalahan yang mereka hadapi. Edi Purwanto, yang sudah beberapa kali menemui kelompok SAD di berbagai wilayah Jambi, menyoroti bahwa meski pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas seperti rumah pendidikan dan hunian, keberadaan mereka yang berpindah-pindah membuat fasilitas tersebut sering kali ditinggalkan.

"Ada berbagai persoalan yang mana di pertemuan sebelumnya sudah kita diskusikan, eksekusinya juga sudah dilakukan, berjalan tapi tidak lama. Makanya kita turun lagi, kita diskusikan baiknya bagaimana dan keinginan mereka kita dengar lagi," ujar Edi Purwanto.

Pada pertemuan terakhirnya, Edi Purwanto menyampaikan bahwa pendidikan dan kesehatan bagi SAD telah menjadi prioritas pemerintah pusat. Fasilitas penunjang, termasuk ruang pemeriksaan kesehatan dan rumah hunian, sudah dibangun sejak tahun 2023. Namun, adat Melangun yang membuat SAD berpindah tempat ketika ada kemalangan menyebabkan fasilitas tersebut sering kali ditinggalkan.

"Jadi rumah pendidikan, fasilitas tempat kesehatan, hunian mereka ini sekarang dibiarkan saja. Inilah yang kita diskusikan dengan mereka, bagaimana anak-anak mereka ini bisa mendapatkan pendidikan, kesehatan, sampai ke hunian mereka tapi tidak lagi ditinggalkan," katanya.

Edi Purwanto menekankan bahwa kepindahan SAD sering kali menyulitkan pemerintah dalam memberikan bantuan. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah menyiapkan satu kawasan khusus yang diperuntukkan bagi SAD, lengkap dengan kepastian hukum atas kepemilikan lahan tersebut.

"Pertama, memang kita dorong bagaimana SAD ini memiliki satu kawasan untuk keberlangsungan hidup mereka. Konsep kita ya sama seperti sebelumnya, kita berikan sertifikat komunal," kata dia.

Selain itu, Edi Purwanto juga menawarkan solusi terkait hunian bagi SAD. Sebelumnya, hunian yang dibangun pemerintah dianggap tidak nyaman oleh SAD karena panas. Menyesuaikan dengan kebutuhan mereka, Edi Purwanto mengusulkan pembangunan rumah dari papan dengan celah udara serta atap dari rumbai, yang mendapat sambutan positif dari para Tumenggung SAD.

"Kita akan bangun rumah itu dari papan, di mana kita kasih jarak papannya itu, istilahnya kita kasih sela-sela sehingga ada udara masuk. Kemudian atapnya kita buat dari rumbai. Jadi, kita bangun ini menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan, dan alhamdulillah mereka setuju konsep rumahnya seperti itu," kata Edi Purwanto.(*)