Cerita Mahasiswi UNJ Gagal Dapat KJMU Imbas Minum Air Isi Ulang Bermerek

Reporter

Desty Luthfiani

Editor

Imam Hamdi

Senin, 12 Agustus 2024 13:25 WIB

Ilustrasi KJMU. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswi Universitas Negeri Jakarta, Qudrotul Fadilah, mengaku tidak lolos verifikasi penerimaan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul atau KJMU. Mahasiswi program studi Pendidikan Guru SD itu tidak lolos karena mengkonsumsi air galon isi ulang bermerek. Padahal dia memiliki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"KJMU saya dibatalkan karena tidak layak instrumen kelayakan. Lebih tepatnya karena mengkonsumsi air galon bermerek 19 liter. Saya mengetahui penyebab dibatalkannya KJMU saya melalui keterangan pada web P4OPM (pedanaan personal dan operasional pendidikan)," kata Fadilah kepada Tempo melalui pesan singkat pada Senin, 12 Agustus 2024.

Fadilah bercerita karena tidak lolos verifikasi, dia menanyakan langsung ke kelurahan apakah statusnya layak mendapatkan bantuan KJMU. "Rumah saya juga sudah disurvei oleh tim verifikasi dan DTKS saya aman dengan status terdaftar. Pihak kelurahan menyarankan untuk datang melakukan sanggahan ke P4OP," ucap dia.

Dia mengikuti saran kelurahan untuk ke P4OP, di sana Fadilah mengaku menunggu dari pukul 05.30 WIB sampai 15.00 WIB. "Petugas di sana menjelaskan letak kesalahan yang menyebabkan saya dibatalkan menjadi penerima KJMU adalah karena saya menjawab iya pada pernyataan mengkonsumsi air galon bermerek," ucap dia.

"Katanya, jika saja saya mengisi tidak, KJMU saya mungkin tidak akan dicabut," sambung dia.

Advertising
Advertising

Fadilah mengaku sudah mengklarifikasi bahwa air galon yang dikonsumsi merupakan isi ulang yang tidak dibeli setiap hari. Namun, dia diminta untuk mendaftar ulang lagi pada tahap dua.

Mahasiswi itu dulu sempat menjadi penerima KJMU. "Dulu saya waktu SMA dapat KJP dan semester satu kuliah saya dapat KJMU melalui sistem lama dengan mengurus di SMA. Sementara di semester dua ini saya harus mengurus melalui website dan di situ KJMU saya dicabut," katanya.

Fadilah menyebut syarat KJMU yang lama tidak ada pertanyaan apakah mengkonsumsi air kemasan bermerek 19 liter.

Sekretaris Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jhonny Simanjutak merespons kasus tersebut. Dia meminta kasus seperti itu bisa dilaporkan ke anggota dewan.

Kepada Tempo Jhonny menjelaskan data penerima KJMU memang dari 2023 ke tahun ini mengalami penurunan sebanyak 3.399 orang.

"Jumlah penerima KJMU tahun 2022 16.708, pada 2023 naik ada 19.042. Namun pada 2024 ada 15.649 penerima," ucap dia.

Tempo berupaya menghubungi Dinas Pendidikan DKI Jakarta, sampai berita in ditulis mereka belum memberikan jawabannya.

Pilihan editor: Jusuf Hamka Mundur dari Golkar, Singgung Kesetiaan terhadap Airlangga

Berita terkait

Binus Tawarkan Beasiswa untuk Influencer, Syaratnya dari Jumlah Pengikut sampai Indeks Prestasi

7 jam lalu

Binus Tawarkan Beasiswa untuk Influencer, Syaratnya dari Jumlah Pengikut sampai Indeks Prestasi

Binus membuka peluang bagi influencer di media sosial TikTok, Instagram, ataupun YouTube yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi lewat beasiswa.

Baca Selengkapnya

Lulusan Unpam dan Calon Guru Besar Ini Pernah 13 Tahun Hidup di Gerobak

4 hari lalu

Lulusan Unpam dan Calon Guru Besar Ini Pernah 13 Tahun Hidup di Gerobak

Kisah inspiratif Udin Ahidin, 48 tahun, yang kini adalah dosen sekaligus Sekretaris Program Pascasarjana Universitas Pamulang (Unpam).

Baca Selengkapnya

Beasiswa Santri Baznas 2024 Diperpanjang Sampai Besok, Begini Persyaratannya

5 hari lalu

Beasiswa Santri Baznas 2024 Diperpanjang Sampai Besok, Begini Persyaratannya

Pendaftaran Beasiswa Santri Baznas 2024 diperpanjang hingga 31 Oktober 2024 pukul 12.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Mensos Saifullah Yusuf Sampaikan Pesan Prabowo, Jangan Korupsi dan Bekerja dengan Data

7 hari lalu

Mensos Saifullah Yusuf Sampaikan Pesan Prabowo, Jangan Korupsi dan Bekerja dengan Data

Saifullah Yusuf menegaskan pentingnya komitmen bersama untuk mendukung visi Prabowo dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih.

Baca Selengkapnya

Saifullah Yusuf Sebut Perbaikan DTKS Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Mensos

12 hari lalu

Saifullah Yusuf Sebut Perbaikan DTKS Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Mensos

Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan salah satu program prioritas 100 hari kerjanya adalah memperbaiki DTKS.

Baca Selengkapnya

Beasiswa S2 Cybersecurity dari Kominfo Solusi untuk Perlindungan Data Pribadi di Indonesia? Ini Kata Pakar Siber

13 hari lalu

Beasiswa S2 Cybersecurity dari Kominfo Solusi untuk Perlindungan Data Pribadi di Indonesia? Ini Kata Pakar Siber

Pakar dan praktisi keamanan siber ini bicara program kerja sama Kominfo dan Telkom University sediakan beasiswa S2 penuh bidang keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi dan Qatar Sepakati Kerja Sama Beasiswa untuk Mahasiswa Afganistan

17 hari lalu

Retno Marsudi dan Qatar Sepakati Kerja Sama Beasiswa untuk Mahasiswa Afganistan

Retno Marsudi mewakili Indonesia, dan Qatar menandatangani kesepakatan untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Afganistan.

Baca Selengkapnya

Baznas Buka Beasiswa Santri 2024, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

19 hari lalu

Baznas Buka Beasiswa Santri 2024, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Beasiswa diberikan dalam bentuk pendanaan program sebesar Rp 4 juta dan kegiatan pembinaan.

Baca Selengkapnya

Janjikan Sekolah Gratis, Ridwan Kamil akan Bentuk Tim Detektif Cari Anak Putus Sekolah

24 hari lalu

Janjikan Sekolah Gratis, Ridwan Kamil akan Bentuk Tim Detektif Cari Anak Putus Sekolah

Program sekolah gratis Ridwan Kamil-Suswono memperkuat program yang direncanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk 2025.

Baca Selengkapnya

Kominfo Buka Beasiswa S2, Ini Program dan Syaratnya

25 hari lalu

Kominfo Buka Beasiswa S2, Ini Program dan Syaratnya

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI membuka pendaftaran beasiswa khusus S2 di dalam negeri.

Baca Selengkapnya