Bamsoet Dorong Peningkatan Jumlah Guru Besar di Indonesia

Senin, 8 Juli 2024 20:26 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Kunjungan Pengurus Persatuan Guru Besar Indonesia (PERGUBI), di Jakarta, Senin 8 Juli 2024.

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan dosen tetap di berbagai universitas ternama, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menerima dukungan dari Persatuan Profesor atau Guru Besar Indonesia (Pergubi) agar dapat segera menyelesaikan proses menjadi Guru Besar atau Profesor sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah profesor atau guru besar di Indonesia masih sangat rendah.

Pada 2023, dari sekitar 311.63 dosen aktif di Indonesia, hanya sekitar 2,61 persen yang bergelar Profesor atau Guru Besar. Sementara di berbagai negara lain, rata-rata jumlah profesornya mencapai 20 hingga 30 persen.

Menurut Pergubi, salah satu penyebab rendahnya jumlah profesor adalah peraturan yang sering berubah-ubah, sehingga membuat para dosen bingung dan cenderung tidak adanya kepastian hukum. Selain itu, para dosen juga terbebani dengan banyaknya tugas administratif, yang akhirnya mengganggu konsentrasi mereka dalam peningkatan ilmu serta proses belajar mengajar.

Pergubi juga menyampaikan banyak aspirasi lain seputar permasalahan di dunia pendidikan. Salah satunya terkait kewajiban dosen bahkan juga mahasiswa S2 dan S3 mempublikasikan artikel dalam jurnal terindeks Scopus.

"Hal ini justru mendatangkan moral hazard baru dengan lahirnya para 'calo jurnal'. Di sisi lain, dengan mengistimewakan Scopus, justru membuat pertumbuhan jurnal dalam negeri menjadi terhambat karena semuanya mengejar Scopus," ujar Bamsoet usai menerima Pergubi di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.

Advertising
Advertising

Pengurus Pergubi yang hadir antara lain Penasehat Prof. Bomer Pasaribu, Ketua Umum Prof. Gimbal Dolok Saribu, Sekjen Prof. Arief, Prof. Tumanggor, Prof. Parlagutan Silitonga, Prof. Aji Suratman, dan Prof. Juanda.

Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, tidak ada salahnya Indonesia mencontoh Australian National University (ANU). Produk penelitian sivitas akademika ANU wajib disubmit ke 5 jurnal yang diterbitkan oleh ANU. Sehingga menumbuhkembangkan jurnal internal ANU untuk terus berkembang menjadi besar.

Sebab, penelitian mahasiswa dan dosennya dari berbagai disiplin ilmu, justru dipublikasikan oleh jurnal dari kampus mereka sendiri. Menurut Bamsoet, daripada sibuk mengejar jurnal terindeks Scopus, lebih baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong agar kampus bisa memiliki jurnal sendiri.

"Sehingga kita bisa berdaulat dalam dunia pendidikan, tidak hanya sibuk mengejar Scopus dengan label internasional yang kapabilitas dan kapasitasnya juga bisa jadi tidak kalah hebat dengan jurnal dari dalam negeri. Dengan hanya terfokus pada Scopus, malah membuat uang para dosen lari ke luar negeri, karena harus membayar fee administrasi yang tidak sedikit, bahkan hingga puluhan juta rupiah," ujar Bamsoet.

Pendiri Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) dan Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran (PADIH Unpad) ini mengatakan, dalam UU No.12/2012 tentang Perguruan Tinggi, maupun UU No.11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tidak secara spesifik mengatur publikasi artikel jurnal harus terindeks Scopus. Pasal 46 ayat 2 UU No.12/2012 justru menegaskan bahwa hasil penelitian dimuat dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi dan atau buku yang telah diterbitkan oleh perguruan tinggi atau penerbit lainnya dan memiliki International Standard Book Number (ISBN).

"Jadi UU tidak mewajibkan terindeks Scopus. Tidak heran jika masalah Scopus ini senantiasa menjadi bahasan serius dalam lima tahun terakhir di Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.

Sebab, Bamsoet menegaskan, Scopus bukan satu-satunya pengindeks publikasi internasional bereputasi di dunia, masih banyak lainnya. "Daripada terjebak dalam perangkap Scopus, justru ada baiknya menumbuhkembangkan jurnal kampus menjadi jurnal nasional dan internasional, yang menjadi kebanggaan bangsa".

Apalagi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memiliki platform ilmiah daring Science and Technology Index (Sinta), yang menyajikan daftar jurnal nasional yang telah terakreditasi. "Seharusnya, Sinta inilah yang harus dimaksimalkan untuk menumbuhkembangkan jurnal dalam negeri untuk mempublikasikan artikel para dosen dan mahasiswa," kata Bamsoet. (*)

Berita terkait

Sepuluh Tahun Jokowi, Kemenhub Bangun 521 Infrastruktur Transportasi

58 menit lalu

Sepuluh Tahun Jokowi, Kemenhub Bangun 521 Infrastruktur Transportasi

Pemerintahan Jokowi fokus membangun konektivitas melalui 521 infrastruktur transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian.

Baca Selengkapnya

YKMI Serukan Boikot Produk untuk Keadilan dan Kebebasan Palestina

3 jam lalu

YKMI Serukan Boikot Produk untuk Keadilan dan Kebebasan Palestina

YKMI menyerukan aksi boikot produk global dalam rangka memperingati setahun genosida di Palestina untuk menghentikan dukungan finansial yang berkontribusi pada kejahatan kemanusiaan.

Baca Selengkapnya

Kader PDI Perjuangan Didorong Sapa Warga Menangkan Airin-Ade Pilkada Banten

4 jam lalu

Kader PDI Perjuangan Didorong Sapa Warga Menangkan Airin-Ade Pilkada Banten

PDI Perjuangan Kota Tangerang semakin memperkuat barisan dalam upaya memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten, Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, dalam Pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya

Wahyu Hidayat Luncurkan 1.000 Beasiswa Setiap Tahun Bagi Siswa

4 jam lalu

Wahyu Hidayat Luncurkan 1.000 Beasiswa Setiap Tahun Bagi Siswa

Wahyu Hidayat, calon Wali Kota Malang, berkomitmen memberikan 1.000 beasiswa setiap tahun bagi siswa berprestasi yang kurang mampu, mencakup jenjang pendidikan reguler hingga perguruan tinggi.

Baca Selengkapnya

Wahyu Hidayat Prioritaskan Program Kerja untuk Pemuda, Wartawan, dan Perempuan

4 jam lalu

Wahyu Hidayat Prioritaskan Program Kerja untuk Pemuda, Wartawan, dan Perempuan

Wahyu Hidayat terus berkomitmen pada pemberdayaan pemuda, wartawan, dan perempuan di Kota Malang.

Baca Selengkapnya

Wahyu Hidayat Fokuskan Penataan Juru Parkir di Malang

4 jam lalu

Wahyu Hidayat Fokuskan Penataan Juru Parkir di Malang

Wahyu Hidayat berkomitmen untuk menciptakan lingkungan parkir yang tertib dan nyaman di Kota Malang.Wahyu Hidayat berkomitmen untuk menciptakan lingkungan parkir yang tertib dan nyaman di Kota Malang.

Baca Selengkapnya

Sinergi BRI dan MotoGP Mandalika Tingkatkan Daya Saing UMKM

5 jam lalu

Sinergi BRI dan MotoGP Mandalika Tingkatkan Daya Saing UMKM

PT BRI (Persero) Tbk berperan aktif dalam menciptakan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk berinteraksi dengan pasar internasional melalui Lombok Sumbawa Nusantara Fair 2024.

Baca Selengkapnya

BRI Dukung UMKM dalam Pemberdayaan Ekonomi di MotoGP Mandalika 2024

5 jam lalu

BRI Dukung UMKM dalam Pemberdayaan Ekonomi di MotoGP Mandalika 2024

BRI memanfaatkan ajang internasional MotoGP Mandalika 2024 untuk memberdayakan UMKM lokal, menciptakan sinergi yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan globalisasi produk lokal.

Baca Selengkapnya

HUT ke-26 Bank Mandiri: Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif

7 jam lalu

HUT ke-26 Bank Mandiri: Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif

Merayakan HUT ke-26, Bank Mandiri memperkenalkan inovasi digital adaptif yang siap memimpin perubahan di masa depan

Baca Selengkapnya

OJK Dorong Inklusi Keuangan di Balikpapan untuk Indonesia Maju

8 jam lalu

OJK Dorong Inklusi Keuangan di Balikpapan untuk Indonesia Maju

Inisiatif inklusi keuangan oleh OJK di Kalimantan Timur diharapkan memperluas akses keuangan masyarakat dan memperkuat ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya