Budi Arie Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Lelaki, Dosen UGM: Berpotensi Memperkuat Bias Gender
Reporter
Michelle Gabriela
Editor
S. Dian Andryanto
Rabu, 12 Juni 2024 17:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Milda Longgeit Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM) memberikan tanggapan mengenai pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi saat menanggapi kasus polisi wanita (Polwan) yang membakar suaminya karena judi online di Mojokerto, Jawa Timur.
Sambil bercanda, Budi mengatakan perempuan lebih kejam dari laki-laki saat membicarakan kasus tersebut.
“Selanjutnya ini juga hot ini, soal judi online. Kita harus berduka cita karena ada polisi yang, ketika saya baca beritanya siapa yang melakukan istrinya ya,” kata Budi Arie di kompleks parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 10 Juni 2024. Budi sedang mengikuti rapat dengan Komisi I DPR RI saat mengatakan hal tersebut.
Saat itu Budi menyebutkan bahwa, “Ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki ya. Ini tanpa gender stereotype loh, yang istrinya membunuh suaminya polisi,” ucap Budi diikuti beberapa tawa dari peserta rapat lainnya.
Menurut Milda Longgeita, pernyataan Budi itu sangat berkontradiksi dan berpotensi mengaburkan kebenaran yang sebenarnya. Sebelumnya, Budi diwawancara oleh media pada Senin, 10 Juni 2024 usai mengikuti rapat dengan Komisi I DPR RI.
Menanggapi hal tersebut, Dosen UGM itu mengomentari penggunaan logika yang kontradiksi dalam pernyataan "perempuan itu lebih kejam dari lelaki" dan "tanpa gender stereotip".
“Saya tidak terlalu heran pernyataan kontradiktif seperti itu hadir di tengah-tengah masyarakat yang berwatak patriarkis dan misogini,” kata Milda saat dihubungi Tempo.co, pada Selasa, 11 Juni 2024.
Menurut Milda, pernyataan Budi ini cenderung menormalkan nalar kontradiksi untuk semakin memarjinalkan dan memperkuat stereotipe terhadap perempuan dan identitas gender marjinal lainnya.
“Pernyataan yang terang-terangan bernuansa stereotip sambil sekaligus menyatakan tidak sedang melakukan pelabelan stereotipe sebenarnya dapat memperkuat bias gender secara tidak sadar,” kata dia.
Lebih lanjut, Milda mengungkapkan bahwa pernyataan semacam itu dapat memperkuat pandangan negatif tentang perempuan sekaligus menciptakan kesan yang tidak adil mengenai kekerasan berbasis gender atau bias gender.
“Penting untuk diingat bahwa kekerasan atau tindakan negatif tidak terbatas pada satu gender saja, dan generalisasi seperti ini dapat merusak upaya mencapai kesetaraan gender yang lebih luas,” ujarnya.
Budi Arie menyampaikan komentar tersebut sambil berseloroh dan diikuti beberapa tawa dari peserta rapat lainnya. Kemudian, ia menyebutkan bahwa kasus tersebut bukan pertama kalinya ada korban nyawa akibat judi online. Sebelumnya, dia berujar ada juga kasus anggota TNI yang bunuh diri karena utang judi online.
Budi juga menyatakan judi online adalah masalah yang punya berbagai dimensi. Maka dari itu, pemberantasan judi online bukanlah tugas satu kementerian saja.
Ia menyampaikan bahwa lembaga-lembaga lain seperti Kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Bank Indonesia (BI) juga turut memiliki peran dalam menurunkan kasus judi online di tanah air. “Ini ada urusan soal payment system, ini ada urusan soal lobi luar negeri. Karena internet ini kan borderless, lintas negara. Server-nya di negara lain,” ujar Budi.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari lebih dulu mengungkit kasus Polwan bakar suami di Mojokerto itu dalam rapat dengan Budi Arie. Dia mengatakan kejadian itu bermotif gaji yang tidak diberikan kepada sang istri. Sebabnya, gaji tersebut digunakan untuk bermain judi online.
“Bayangkan suami-istri polisi, istrinya membakar suaminya sampai meninggal. Saya kira ini kan mereka orang yang tahu (hukum), secara dia aparat penegak hukum kan masalahnya,” ucap Abdul Kharis. Namun, kata dia, kasus tersebut akhirnya tetap terjadi.
Dia pun meminta pemerintah untuk memperhatikan betul dampak judi online tersebut. “Artinya memang ini serius sekali terkait dengan judi online, saya kira, kita dukung sepenuhnya Pak Menteri untuk mengambil langkah-langkah untuk memaksimalkan pencegahan sehingga efek dari judi online bisa kita tekan semaksimal mungkin,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Pilihan Editor: Polwan Bakar Suami karena Judi Onlie, Budi Arie: Ternyata Perempuan Itu Lebih Kejam