Para Politikus Senior PDIP Ini Buka Suara soal Presiden Boleh Memihak

Kamis, 25 Januari 2024 09:51 WIB

Presiden RI, Joko Widodo dibantu Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan KASAU Marsekal Fadjar Prasetyo (dua kanan), memakai jaket dalam acara serah terima pesawat Super Hercules C-130J baru, di Terminal Selatan, Pangkalan Udara TNI AU, Halim Perdankusumah, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebut Presiden boleh memihak dan berkampanye dalam pemilu menuai respons dari para politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui, partai banteng ini telah ikut membesarkan nama Jokowi.

Politikus senior PDIP yang juga Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyoroti inkonsistensi Presiden Jokowi. Sementara politikus senior PDIP lainnya, Aria Bima, mengingatkan kepala negara harus berdiri di atas semua kelompok dan golongan. Berikut pernyataan kedua politikus senior PDIP yang dihimpun dari Tempo.

Saat ditemui awak media di kediamannya di Pucang Sawit, Solo, Rabu, 24 Januari 2024, Rudyatmo merasa heran dengan pernyataan Jokowi.

"Kalau presiden ikut kampanye, memihak, lha kenapa kemarin ngendika (bilang) netral? Hari ini netral, besok mau ikut kampanye, memihak. Ini yang diikuti yang mana?” ucap Rudy, sapaan Rudyatmo.

Menurutnya, dia memahami aturan perundang-undangan memperbolehkan presiden terlibat dalam kampanye.

Advertising
Advertising

"Tapi kalau presiden mencalonkan presiden lagi; ketika dia kampanye, cuti," ujar pria yang pernah mendampingi Jokowi saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo itu.

Menurut Rudy, kepala negara atau kepala pemerintahan jika menyebut dirinya sebagai pejabat politik seharusnya menghormati dan menghargai keberadaan partai politik. Namun di sisi lain, pejabat-pejabat politik di tingkat daerah, kata dia, justru merasakan intimidasi dalam berbagai bentuk.

“Kenapa wali kota dan gubernur yang dari pejabat politik diintimidasi?" ujar Rudy.

Menurut Rudy, pernyataan Jokowi yang berubah-ubah itu menjadi pertanyaan. Dia pun membandingkan sikap Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menilai Presiden Kelima RI itu memiliki sikap yang konsisten.

“Ketum saya konsisten. Menolak ya menolak. Menolak perpanjangan tiga periode karena tidak sesuai dengan amanat reformasi dan melanggar konstitusi. Itu namanya konsisten,” tuturnya.

Aria Bima: Harus berdiri di atas semua kelompok

Sementara politikus senior PDIP lainnya, Aria Bima, menyebut Presiden tidak bisa memihak salah satu pasangan calon tertentu di Pemilu 2024. Hal itu, kata dia, karena kepala negara harus berdiri di atas semua kelompok dan golongan.

"Ya kan beliau kepala negara, jadi enggak hanya kepala pemerintahan," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini di sela acara Empat Pilar Kebangsaan di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 25 Januari 2024.

Selanjutnya: Jokowi juga menjadi presiden…

<!--more-->

Ia mengatakan dengan menjadi kepala negara artinya Jokowi juga menjadi presiden seluruh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang mengikuti kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Ya presidennya Pak Ganjar, Pak Mahfud dan presidennya Pak Anies dan Cak Imin. Jadi bukan hanya presidennya Pak Prabowo dan Gibran," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia sesuai dengan konstitusi, Presiden Jokowi harus melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. "Artinya berdiri di atas semua kelompok dan golongan," katanya.

Meski demikian, ia enggan menilai perlu atau tidaknya pernyataan tersebut terlontar dari Presiden Jokowi.

"Saya tidak bisa berkomentar. Hanya saya sampaikan tumpah darah Indonesia yang artinya ya berdiri di atas semua kelompok dan golongan termasuk kelompok di dalam kita berkumpul dan berpolitik," katanya.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan Presiden dapat memihak dan berkampanye dalam pemilu. Yang paling penting menurut Jokowi adalah tidak ada penyalahgunaan fasilitas negara.

"Presiden itu boleh kampanye. Boleh memihak. Kita ini kan pejabat publik, sekaligus pejabat politik. Masa ini enggak boleh," kata Jokowi usai menyerahkan pesawat tempur ke TNI bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu, 24 Januari 2024.

Jokowi tidak pernah terang-terangan mendukung salah satu pasangan calon di Pilpres 2024, yang diikuti oleh putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka, pasangan Capres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo. Netralitas presiden dalam pemilu sudah berulangkali disuarakan kubu rival.

Ketika ditanya apakah dirinya berpihak dalam Pemilu 2024, Jokowi di Halim bertanya balik kepada wartawan.

"Saya tanya, memihak enggak?" katanya disusul senyum simpul. Ia mengingatkan lagi yang penting tidak menggunakan fasilitas negara.

SEPTIA RYANTHIE | ANTARA

Pilihan Editor: Soal Presiden Boleh Kampanye, Mahfud Md: Pengadilan Rakyat di 14 Februari

Berita terkait

Hasto: Megawati Berpesan Kader PDIP Jangan Terlena Zona Nyaman

6 jam lalu

Hasto: Megawati Berpesan Kader PDIP Jangan Terlena Zona Nyaman

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Megawati berpesan agar kader partai jangan terlena zona nyaman.

Baca Selengkapnya

Serius Santai ala Mega

12 jam lalu

Serius Santai ala Mega

Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan penting untuk generasi muda dengan cara yang berbeda. Santai, sesekali berseloroh, namun memuat hakikat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jurnalis Gaza Tewas hingga Israel Culik Warga Lebanon

19 jam lalu

Top 3 Dunia: Jurnalis Gaza Tewas hingga Israel Culik Warga Lebanon

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 3 November 2024 diawali oleh jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan Ridwan Kamil dengan Jokowi, Hasto PDIP: Mentalitas Kalah

1 hari lalu

Soal Pertemuan Ridwan Kamil dengan Jokowi, Hasto PDIP: Mentalitas Kalah

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menemui Presiden ke-7 Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Jumat, 1 November lalu.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres, Banyak Warga Amerika Serikat Ingin Pindah Keluar Negeri

1 hari lalu

Jelang Pilpres, Banyak Warga Amerika Serikat Ingin Pindah Keluar Negeri

Sejak debat Biden-Trump pada Juni, terdapat lonjakan 900 persen warga Amerika Serikat yang ingin pindah ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Strategi PDIP Cegah Intimidasi di Pilkada: Rekam-Simpan-Laporkan- Viralkan

1 hari lalu

Strategi PDIP Cegah Intimidasi di Pilkada: Rekam-Simpan-Laporkan- Viralkan

Dalam masa kampanye Pilpres 2024, sejumlah simpatisan PDIP Gunungkidul sempat viral karena mengaku dianiaya pasukan pengawal Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

2 hari lalu

Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

Sebanyak 5.000 orang hadir dalam deklarasi Fathers yang digagas Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey. Pramono Anung berkomitmen mewujudkan Jakarta berkeadilan dan setara untuk semua.

Baca Selengkapnya

Hasto Minta Kader PDIP Ketuk Pintu Rakyat untuk Menangkan Endah-Joko di Gunungkidul

2 hari lalu

Hasto Minta Kader PDIP Ketuk Pintu Rakyat untuk Menangkan Endah-Joko di Gunungkidul

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengajak kader bergotong royong memenangkan Endah Subekti Kuntariningsih-Joko Parwoto dalam Pemilihan Bupati Gunungkidul.

Baca Selengkapnya

PDIP Siap Kritik Kebijakan Prabowo yang Bertentangan dengan Konstitusi

3 hari lalu

PDIP Siap Kritik Kebijakan Prabowo yang Bertentangan dengan Konstitusi

PDIP mengklaim siap mengkritik kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan konstitusi.

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Permasalahkan jika Jokowi Jadi Juru Kampanye di Pilkada: Dia Warga Biasa

3 hari lalu

PDIP Tak Permasalahkan jika Jokowi Jadi Juru Kampanye di Pilkada: Dia Warga Biasa

PDIP mengaku partainya tak ambil pusing menanggapi mantan Presiden Joko Widodo yang diisukan akan menjadi juru kampanye di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya