Sederet Fakta Terkini Tentang Kasus TPPO Jual Ginjal ke Kamboja

Minggu, 23 Juli 2023 12:47 WIB

12 Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang yang menawarkan penjualan ginjal di Kamboja. Mereka diungkap oleh personel gabungan Polda Metro Jaya dan Badan Reserse Kriminal Polri, Kamis, 20 Juli 2023. Tempo/Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya baru-baru ini mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus jual-beli ginjal di Kamboja. Dalam kasus itu, para pelaku ditengarai memberangkatkan para korban ke Kamboja untuk diambil ginjalnya dan dijual.

Kepolisian menangkap 12 orang dalam kasus itu, termasuk seorang anggota polisi dan pegawai Imigrasi. Jumlah korban hingga saat ini diperkirakan mencapai ratusan orang. Para pelaku diduga merupakan bagian dari sindikat internasional penjualan ginjal di Kamboja. Berikut ini merupakan fakta-fakta yang diketahui mengenai kasus tersebut.

12 Tersangka

Polisi menangkap 12 pelaku TPPO jual-beli ginjal saat menggerebek rumah di Villa Mutiara Gading, Jalan Piano IX, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada 19 Juni 2023. "Dari 12 tersangka ini, 10 merupakan bagian dari sindikat, sembilan adalah mantan pendonor. Kemudian ini ada koordinator secara keseluruhan atas nama tersangka Hanim, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Juli 2023.

Hengki mengatakan, sindikat ini menerima imbalan Rp 200 juta dari satu transplantasi ginjal. Pelaku mengambil untung Rp 65 juta per orang, lalu dipotong untuk biaya operasional. Sedangkan korban perdagangan orang yang dijual ginjalnya diberi Rp 135 juta setelah transplantasi dilakukan. "Setelah beberapa hari, kemudian langsung ditransfer ke rekening pribadi," kata Hengki.

Advertising
Advertising

Modus

Hengki mengatakan pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, merekrut korbannya agar mau menjual ginjal melalui media sosial. "Modus operandi merekrut melalui media sosial Facebook, kemudian ada dua akun dan dua grup komunitas yaitu Donor Ginjal Indonesia dan Donor Ginjal Luar Negeri," ujar Hengki, seperti dilansir dari Tempo, Kamis, 20 Juli 2023.

Selain lewat media sosial Facebook, kata Hengki, pelaku juga menawarkannya langsung dari mulut ke mulut. Salah satu tersangka, yakni Hanim mengatakan memberangkatkan calon pendonor ginjal ke Kamboja melalui dua bandara. Hanim yang menjadi koordinator yang tugasnya seperti makelar, mengatakan mengirim calon pendonor ginjal ke Kamboja melalui Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai di Bali. "Karena di situ yang bisa bantu kita," kata Hanim, Jumat, 21 Juli 2023.

Jumlah Korban

Hengki Haryadi juga mengatakan bahwa jumlah korban jual-beli ginjal ke Kamboja mencapai 122 orang. Dia mengatakan korban tersebut berasal dari beragam profesi. "Kita identifikasi korban itu sampai saat ini 122, itu sementara ya. Kita terus berkesinambungan, kita adakan penyidikan apakah ada korban-korban yang lain," ujar Hengki. Dia mengatakan korban umumnya melakukan penjualan ginjal karena kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Keterlibatan Polisi dan Imigrasi

Kasus jual-beli ginjal ke Kamboja turut menyeret seorang anggota Polisi yaitu Aipda M dan pegawai Imigrasi berinisial A menjadi tersangka. A diduga berperan meloloskan para korban saat berangkat di Bandara. Pelaku A dari pihak imigrasi diduga mengambil untung Rp 3,2 juta hingga Rp 3,5 juta per korban. Sedangkan Aipda M menerima Rp 612 juta untuk meloloskan pelaku saat ada penggerebakan di Bekasi.

Koordinator penjualan ginjal yang telah ditetapkan menjadi tersangka Hanim mengatakan ada dua pegawai Imigrasi yang membantunya meloloskan calon penjual ginjal. Sosok yang membantu di Bandara Internasional Soekarno Hatta bernama Septian sedangkan yang di Bali bernama Andi.

Rumah Sakit Militer

Hanim mengatakan setelah berasil memberangkatkan korban ke Kamboja, para korban diambil ginjalnya di sebuah rumah sakit milik pemerintah. Ia mengetahui bahwa perawat di rumah sakit itu merupakan tentara. "Rumah sakit militer pemerintahan." kata Hanim, pria berusia 40 tahun asal Subang Jawa Barat.

Pasien penjual ginjal itu dirawat di ruangan biasa lantai 3 rumah sakit. Kelas 3 rumah sakit, satu kamar untuk 5 sampai 6 orang. "Untuk jaga di bawah ada banyak tentara," ucapnya. Menurut dia, alasan jaringan itu menjalankan aksinya di rumah sakit tersebut karena pelayanannya yang baik dan tidak ribet.

ROSSENO AJI | FAIZ ZAKI | DESTY LUTHFIANA

Pilihan Editor: Begini Cara Makelar Jual Beli Ginjal di Kamboja Membohongi Keluarga

Berita terkait

7 Daftar Negara yang Tidak Punya Tentara, Salah Satunya Panama

48 menit lalu

7 Daftar Negara yang Tidak Punya Tentara, Salah Satunya Panama

Ada beberapa negara yang tidak punya tentara. Untuk menjaga kemanan negara, umumnya dilimpahkan kepada pihak kepolisian.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Istri akan Penuhi Panggilan KPK soal LHKPN Janggal Hari Ini

1 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Istri akan Penuhi Panggilan KPK soal LHKPN Janggal Hari Ini

KPK juga akan mengklarifikasi eks Kepala Bea Cukai Purwakarta itu soal kepemilikan saham sebuah perusahaan.

Baca Selengkapnya

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

20 jam lalu

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

Poengky mengatakan, Kompolnas akan mengawal kasus dugaan persetubuhan anak tersebut agar pelaku, yang merupakan staf kelurahan segera ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Polisi Proses Laporan Penistaan Agama Injak Alquran yang Diduga Dilakukan Pejabat Kemenhub

2 hari lalu

Polisi Proses Laporan Penistaan Agama Injak Alquran yang Diduga Dilakukan Pejabat Kemenhub

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke Asep Kosasih dilaporkan atas dugaan penistaan agama karena menginjak Alquran

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

2 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

5 orang mencoba begal calon siswa bintara Polri di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Para begal itu asal Pandeglang, Banten.

Baca Selengkapnya

Kronologi Calon Siswa Bintara Polri Jadi Korban Begal Saat Berangkat ke Lokasi Tes

3 hari lalu

Kronologi Calon Siswa Bintara Polri Jadi Korban Begal Saat Berangkat ke Lokasi Tes

Seorang calon siswa Bintara Polri berusia 18 tahun menjadi korban begal saat berangkat ke lokasi tes. Polisi bergerak cepat menangkap para begal.

Baca Selengkapnya

Tim Jatanras Polda Metro Tindak Tegas Satu Begal Terhadap Calon Siswa Bintara Polri, Ditembak Hingga Mati

3 hari lalu

Tim Jatanras Polda Metro Tindak Tegas Satu Begal Terhadap Calon Siswa Bintara Polri, Ditembak Hingga Mati

Tim Jatanras Polda Metro Jaya mengambil tindakan tegas terhadap satu begal yang melawan saat hendak ditangkap.

Baca Selengkapnya

5 Begal Motor Calon Siswa Bintara Polri Ditangkap, Satu Orang Ditembak Mati Karena Melawan Petugas

3 hari lalu

5 Begal Motor Calon Siswa Bintara Polri Ditangkap, Satu Orang Ditembak Mati Karena Melawan Petugas

Lima begal merampas motor milik calon siswa bintara Polri. Salah satu pelaku melawan saat hendak ditangkap polisi.

Baca Selengkapnya