TEMPO Interaktif, Pekanbaru: Sedikitnya 128 hektare kebun kelapa sawit milik warga peserta plasma PT RAU, di Desa Sukuturjaya dan Bukitpemuatan, Kecamatan Seraiserumpun, Kabupaten Tebo, Jambi, rusak akibat kawanan gajah dalam sepekan terakhir.
Warga hingga kini setiap malam secara bergantian berjaga-jaga di lokasi, karena bila kawanan gajah berjumlah mencapai 30 ekor itu datang akan mencabut dan memakan daun muda tanaman sawit warga.
"Walau dianggap tidak efektif, namun langkah ini yang baru bisa warga lakukan. Bila gajah itu datang warga secara bersama-sama mengusirnya keluar dari kawasan kebun", kata Kamal Anwar, Camat Seraiserumpun, kepada Tempo, Sabtu (2/5).
Menurut Kamal, kejadian seperti ini sudah lama dan sering terjadi sejak tahun 2002 lalu. Kawaan gajah ini berasal dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh, sebagai habitat asli binatang berbelalai panjang ini, letaknya memang dekat dengan pemukiman warga setempat.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, Didy Wurjanto, menyatakan, berbagai cara sebenarnya bisa ditempuh untuk mengatasi masalah ini, antara lain melakukan identifikasi jalur gajah, kemudian memisahkan jalur tersebut dengan lokasi kegiatan manusia.
"Saya kira merangseknya gajah-gajah ini ke kawasan pemukiman penduduk, antara lain sebagai akibat terganggunya habitat asli mereka, dengan semakin luasnya pembukaan lahan oleh masyarakat untuk dijadikan kawasan perkebunan kelapa sawit," ujar Wurjanto.
Kemungkinan lain, sekarang saatnya musim kawin gajah, sehingga gajah berkelompok untuk mencari sumber makanan bersama. Kawasan Kecamatan Seraiserumpun merupakan daerah dataran rendah dan sangat disukai gajah, kata Didy Wurjanto.
SYAIPUL BAKHORI