Catatan Bamsoet: Tampilkan Politik Bermartabat, Pembelajaran untuk Generasi Muda

Senin, 5 Juni 2023 12:30 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

INFO NASIONAL – Tahun politik menuju pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (Pileg) pada 2024 hendaknya tidak dimanfaatkan untuk mengeskalasi benih-benih disharmoni dalam dinamika kehidupan masyarakat. Semua unsur kekuatan politik harus didorong untuk menampilkan politik yang bermartabat guna mereduksi benih disharmoni.

Akan menjadi sangat ideal jika agenda politik pemilihan umum (Pemilu) itu dijadikan momentum pembelajaran bagi generasi muda menggunakan hak politiknya; yakni hak memilih pemimpin nasional dan daerah, serta hak memilih para wakil mereka di parlemen.

Dalam konteks pembelajaran politik itu, generasi muda, terutama generasi Z, diajak untuk menyoal dan menilai kompetensi calon pemimpin dan calon anggota legislatif (Caleg), rekam jejak, serta kepedulian calon pemimpin dan para Caleg pada ragam masalah sosial dan ekonomi yang mengemuka.

Memilih calon pemimpin yang kompeten dan fokus mengabdi kepada bangsa-negara adalah kehendak semua orang. Maka, melalui sarana media sosial, beberapa kelompok masyarakat saat ini sudah dan mulai mengajak serta mendorong generasi muda untuk cerdas dan bijak dalam menilai calon-calon pemimpin yang sudah dimunculkan kekuatan-kekuatan politik. Agar penilaian orang muda obyektif, tentu saja mereka patut diberikan informasi yang benar dan akurat.

Ironisnya, gema pembelajaran itu tak jarang tenggelam oleh gelombang berita bohong (hoaks) yang bisa menyesatkan. Selain hoaks, semburan ujaran kebencian pun marak dialamatkan kepada para calon pemimpin. Masing-masing komunitas simpatisan saling melancarkan serangan untuk memperburuk citra para calon pemimpin.

Advertising
Advertising

Publik tahu bahwa saling serang antar-komunitas simpatisan seperti itu adalah pola lama yang dipraktikan lagi untuk mewarnai rangkaian persiapan Pemilu 2024. Saling menyemburkan ujaran kebencian itu adalah benih-benih disharmoni dalam masyarakat.

Disharmoni memang bukan masalah baru. Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa disharmoni itu terbentuk dari perbedaan sikap politik dan pilihan kelompok-kelompok masyarakat pada agenda pemilu tahun-tahun terdahulu.

Tidak bijaksana jika disharmoni itu diwariskan kepada orang-orang muda semisal generasi Z. Siapa pun yang berkehendak baik pasti tidak ingin disharmoni itu berkepanjangan, karena semua orang pada dasarnya ingin hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Maka, dengan berbagai cara dan pendekatan, disharmoni itu harus diakhiri, cepat atau lambat.

Karena disharmoni itu tak jarang disulut oleh pilihan dan sikap politik, salah satu alternatif yang sangat layak untuk mereduksi keterbelahan itu adalah mengedepankan politik yang bermartabat.

Politik bermartabat sangat penting untuk dikedepankan di tahun politik sekarang ini, ketika beberapa komunitas dalam masyarakat menjadi begitu sensitif berkait dengan isu atau figur calon presiden.

Semangat mengedepankan politik bermartabat itu harus terlebih dahulu ditunjukan oleh para kontestan bersama kekuatan-kekuatan politik yang mendukungnya. Setiap calon pemimpin hendaknya fokus saja pada pemaparan program, dan tawaran-tawaran solusi atas ragam masalah sosial dan ekonomi yang menjadi keprihatinan masyarakat.

Dengan selalu fokus pada program dan tawaran solusi, calon pemimpin tak hanya berusaha meyakinkan, tetapi juga mencerdaskan calon pemilih. Lebih dari itu, mengajak masyarakat mencerna dan memahami program akan mempersempit ruang bagi siapa saja menyemburkan ujaran kebencian dan menebar hoaks.

Kecenderungan itulah yang terlihat ketika masyarakat Indonesia sekarang ini diajak untuk mulai melakoni tahun politik menuju agenda Pemilu 2024. Alih-alih menghadirkan politik bermartabat bagi pembelajaran generasi muda, ruang publik hari-hari ini justru dijejali dengan ujaran kebencian dan hoaks. Emosi publik diaduk-aduk dengan ragam manuver.

Informasi yang tidak akurat dan menyesatkan ditebar. Setelah didahului dengan menebar tuduhan yang hanya berdasar asumsi, ada kelompok yang sudah memainkan lakon sebagai korban (playing victim) konspirasi politik.

Bahkan, ada upaya untuk menimbulkan gaduh. Antara lain dengan menyebarluaskan informasi bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengabulkan gugatan terkait sistem pemilu yang isinya bakal mengubah sistem pemilu menjadi proporsional tertutup. Selain itu, masih digaungkan juga kecurigaan tentang masih adanya upaya menunda Pemilu dari jadwal 2024.

Semudah dan sesederhana itukah proses mengubah sistem Pemilu 2024, ketika rangkaian jadual penyelenggaraan pemilu sudah ditetapkan? Jangankan para hakim di MK, masyarakat awam pun tahu risiko mengubah sistem pemilu, terutama ketika partai politik peserta Pemilu 2024 sudah resmi ditetapkan; dan, ketika Parpol pun sudah mendaftarkan para caleg-nya di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Lalu, ketika semuanya sedang giat melakukan persiapan, dan juga figur Capres sudah diumumkan, siapa yang akan menunda jadual Pemilu 2024, dan untuk alasan apa? Hanya ketika negara dalam keadaan darurat Pemilu bisa ditunda, sesuai ketentuan UU No. 7/2017 tentang Pemilu.

Pasca reformasi 1998, generasi orang tua sudah menimba banyak pengalaman dari sejumlah Pemilu dengan segala macam dinamika-nya. Rangkaian pengalaman itu hendaknya menjadi pelajaran berharga.

Pemilu terdahulu masih menyisakan masalah berwujud disharmoni dalam masyarakat. Generasi orang tua harus berupaya mengakhiri disharmoni itu dengan menghadirkan politik yang bermartabat. (*)

Bambang Soesatyo [Ketua MPR RI/Ketua Dewan Pembina Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Tetap Fakultas Hukum, Ilmu Sosial & ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka dan Universitas Perwira Purbalingga]

Berita terkait

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

5 jam lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

10 jam lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

10 jam lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

10 jam lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

11 jam lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

13 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

13 jam lalu

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

Paritrana Award merupakan apresiasi untuk mendorong terwujudnya universal coverage perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

14 jam lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

14 jam lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

Di balik sukses ACN, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Termasuk tingginya harga avtur di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

16 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya